Mohon tunggu...
Wawan tri
Wawan tri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan panjang

Sebuah hati serangkai kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Esok 1

11 Oktober 2018   07:28 Diperbarui: 11 Oktober 2018   07:49 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Esok 2

Secangkir kerinduan
Tersaji di pagi ini dalam warna yang terpendar
Apa yang bisa kuharapkan
Ketika dingin senyummu adalah jamuan malamku yang terlanjur basi untuk kunikmati

Tangan ku pernah bertepuk terdengar tanpa suara
Meski Sekuat tenaga kuayun  
hingga keringatku serupa tsunami  
menghantam kokohnya dinding hati
Dan apakah kau bisa mendengar
Bahwa disana ada rintihan pilu memanggilmu..?

Malam memang teramat sepi
Tak ada kabar yang bisa kupungut
Di setiap isyarat angin dan musim
Di setiap isyarat matahari terbangun dan tertidur...
Kamu sepi yang teramat sunyi
Aku tersedak di ujung kesedihan 

Kamu pagi yang ku kejar
Kamu hening yang teramat sunyi
tanpa ciutan burung di dahan.
Kau terlalu lama berdiam dan membunuh segala bayangan
memeram senyum,  dan
Aku terlalu cemas pada takdir yang tak sejalan
Di malamku bayanganmu memeram senyum,
Menawan lelahku

Aku selalu bercengkerama bersama angin kilas balik
Tempat  peraduan
Tempat terindah untuk bertemu seraut wajah polosmu
Dan kukatakan sekali lagi tentang cinta kepadamu
Juga kukembalikan bunga edelweis yang kupetik
Di ketinggian cinta dan dinginnya hatimu
https://youtu.be/Ave97EfBkUs
Dan esok ,
aku tak mau terjaga dengan pikiran  bodohku
Yang kini telah berkarat waktu..

Suhawan tridoyo
Hotel indonesia pekalongan,
10 OKTOBER 2018, 20:52

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun