Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Renungan Kecil, Musibah di Perlintasan Kereta Api Sidoarjo

4 Desember 2021   00:11 Diperbarui: 4 Desember 2021   00:18 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image caption - Perlintasan kereta api, tempat terjadinya kecelakaan yang mengenggut 20-an nyawa - beritatrans.news

Adapun untuk pengambil gambar tidak perlu harus punya perasaan bersalah. Itulah takdir.

Mungkin yang perlu disalahkan adalah pihak yang mestinya memasang palang pintu, agar kapan kereta melintas dapat diketahui dengan pasti. Sehingga keselamatan para pelintas, meski hewan sekalipun, dapat diperhatikan dengan baik.

Adapun untuk nitizen dan anggota grup WA, peristiwa itu sebuah perumpamaan yang menarik. Yang memunculkan berbagai pertanyaan dan tanggapan sebagai renungan. Tentang peristiwa dan para pelakunya. Dan terutama tentang salah satu hal yang bikin penasaran: ajal.     

*

Peristiwa di atas, betapapun, sebuah musibah tragis. Lepas korbannya satwa. Tidak dapat dikatakan "hanya". Namun, adanya ungkapan "20 nyawa melayang sia-sia", juga tidak sepenuhnya tepat. Sebab berbagai pembelajaran ditampakkan di sana. Untuk siapapun kita yang tak segan berpikir, dan merenungi sebagai pembelajaran.

Ajal menjemput memang sebuah keniscayaan. Entah kapan dan di mana, dan karena alasan apa. Lalu, bagaimana kehidupan setelah ajal, di alam barzah dan lanjut ke alam akhirat kelak? Perlu dipersiapkan dengan sangat baik-matang-hati-hati didasari ilmu.  Jangan hanya membebek. Wallahu a'lam. ***

Cibaduyut, 4 Desember 2021 / 29 Rabiul Tsani 1443

Sugiyanto Hadi  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun