Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Korona, Masjid dan Fasilitas Keakhiratan, serta Ajakan Singgahlah

5 November 2020   23:36 Diperbarui: 7 November 2020   05:56 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manfaat, Kursi Lipat

Rumah dekat masjid dapat memanfaatkannya untuk bersilaturahim. Ya, bersilaturahim dengan tetangga sebelah rumah, tetangga satu Rukun Tetangga (RT ) atau satu Rukun Warga (RW). Di kompleks perumahan besar biasanya dibangun satu masjid untuk warga satu RW.

Cukup ramai suasana pergi dan pulang jamaah. Terlebih bila anak-anak dan kaum ibu aktif pula di masjid. Lumayan riuh, kerap bising. Mereka saling menyapa dan melempar salam. Lalu bercakap, meski sekadar basa-basi, dan dapat berlanjut ke pembicaraan hal lain. Kenal atau tidak kenal. Tentu salam disertai doa itu wajib dijawab dengan salam pula.

Selain bernilai ibadah, rajin ke masjid (sudah disebut di atas) juga bernilai olahraga dan silaturahim, sarana mengabarkan tentang kondisi dan kesehatan kita. Orang-orang masih sehat tak sepatutnya jauh dari masjid. Orang-orang dengan uzur tak jarang membawa kursi lipat ke dalam masjid untuk ikut salat berjamaah (meski pada salat Jum'at saja).   

Praktik silaturahim di dalam dan di luar masjid itu penting terutama untuk pensiunan dan lansia yang merasa (penuh kewaspadaan) jelang ajal menjemput. Sebab memang tetangga terdekat paling awal dan sering paling diandalkan untuk mengurusi. Mulai dari memandikan-mengkafani-menyolatkan dan mengurus tanah pemakaman, serta akhirnya menguburkan. Tentu dengan kesegeraan. Tamu, dan bahkan saudara, tak jarang tahu beres.

*


Singgah, Megah

Masjid juga menjadi tempat persinggahan. Para pengembara, para pejalan kaki, para pencari nafkah, juga mereka yang sedang dalam perjalanan. Pada zaman Rasulullah, dicontohkan saat pergi maupun pulang dari bepergian (berdagang, berperang) terlebih dahulu singgah ke masjid.

Itu sebabnya, masjid di sisi jalan raya dan di tengah keramaian kota, dan di empat-tempat persinggahan, menjadi rawan penularan korona. Pelaksanaan aturan protokol kesehatan di sana perlu ketat dilakukan.

Terkait persinggahan, bahkan jenazah yang akan dikuburkan dibawa di masjid terdekat lebih dahulu untuk disalatkan.

Dengan keyakinan itu masjid penting bagi segenap lapisan masyarakat. Banyak masjid dibangun megah, bahkan di pelosok pun masjid dilengkapi sarana-prasarana memadai: ruang wudhu, kamar mandi, WC, halaman parkir, pohon peneduh, teras, perpustakaan, dan air minum gratis (air mineral, teh, susu, kopi). Tak sedikit masjid sejuk-nyaman, karena  ber-AC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun