Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Tilik, Sosok Bu Tejo, dan Nyinyiran Menjurus Fitnah

23 Agustus 2020   20:26 Diperbarui: 23 Agustus 2020   20:43 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sososk bu tejo dalam film tilik - tribunnews.com

Oya sedikit, sebutan yang benar yaitu Bu Kades. Kesimpulan itu didapatkan dari pembicaraan ketika Bu Tejo memberi uang kepada Gotrek, si sopir truk sewaan. Di situ Yu Ning berkomentar itu uang sogokan agar memilih Pak Tejo yang akan maju (menjagokan diri) dalam Pilkades. Jabatan Kades diperoleh dari pemilihan langsung oleh warga. Adapun Lurah merupakan jabatan karier yang diangkat oleh Bupati/Walikota di daerah yang bersangkutan. 

Mengenai sosok Bu Kades sendiri (yang sakit), disebutkan sebagai orangtua tunggal (alias janda). Tidak dijelaskan apakah ia ditinggal mati atau bercerai dengan suami. Namun, pada scene akhir pertanyaan itu terjawab. 

Seorang lelaki tua dimunculkan yang digambarkan sebagai calon suami Dian (yang dikomentari Bu Tejo sebagai "lebih cocok sebagai bapak Dian daripada sebagai suami"), dan terrnyata ayah Fikri.

*

Tingkat Kesulitan

Film pendek ini sebagian besar terjadi di atas truk, dan berupa dialog sejumlah ibu di dalamnya. ada tambahan adegan, yaitu ketika truk mogok dan memaksana penumpang ikut mendorong truk, ketika di cegat polisi lalu-lintas karena melanggar peraturan, singgah di mushola karena beberapa ibu tidak tahan menahan kencing dan ada pula yang salat dhuhur, juga dialog sopir (Gotrek dengan penumpang disamping sopir).

Beberapa adegan tersebut sekadar dibumbui guna menghindari gambar agar tidak monoton. Namun, memang tidak mudah menghilangkan kesan monoton.

Demikian pun film pendek itu mampu mengatasi beberapa tingkat kesulitan. Pertama, adegan terbanyak di atas truk yang melaju. Itu artinya kru berada di atas truk pula. Kedua, lokasi di tempat terbuka yang mengandalkan pencahayaan dari sinar matahari. Bila matahari tidak terlalu terik (bahkan mendung merata) maka waktu pengambilan gambar dapat lebih panjang waktunya (dari pagi hingga sore, karena tidak terlebih tampak perbedaan).

Ketiga, kesulitan dari sisi audio/suara. Sebab dialog terjadi pada saat truk bergerak, sehingga gangguan angin dan terjadinya gesekan pada clip on sulit dihindarkan. Dan hal itu mempengaruhi kejernihan dan kualitas suara.

*

Internet, Fitnah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun