Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dicari, Sekolah yang Berhasil Menangkal "Bullying"

14 Februari 2020   23:42 Diperbarui: 14 Februari 2020   23:54 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tiga siswa pelaku penganiayaan di purworejo (tribunnews.com)

Sekolah yang ketat dalam hal disiplin dan penerapan tata-tertib sebenarnya sudah dapat disebut mampu menangkal bullying, atau perundungan. Terlebih sekolah yang menggunakan perangkat bantu yang cukup memadai. Namun, belum ada unggahan mengenai hal itu yang dapat dijadikan percontohan bagi sekolah yang lain

*

Siswa sekolah menengah memang bukan anak-anak lagi. Mereka sudah lulus dari sekolah dasar. dan mereka dalam masa transisi menjadi manusia dewasa. Proses menuju dewasa, yaitu matang sebagai pribadi.

Mereka masih perlu suasana bermain, bermain-main, dan berandai-andai. Berbagai permainan masa balita hingga sekolah dasar sudah tidak disukai lagi. mungkinjug arusak. Rata-rata itu permainan yang dimainkan sendiri. Disediakan  orang tua agar si anak tidak mengganggu, asyik bermain sendiri, dan tidak membahayakan diri sendiri.

Namun, setelah itu mereka perlu permainan yang lain. Permainan baru, yang muncul diantara sesama teman sebaya. Kebersamaan itu dapat berkembang positif (karena bimbingan orang tua, pengaruh lingkungan, kesan positif terhdap idola, dan kebiasaan baik), dan dapat pula menjurus kepada tindakan-tindakan negatif.

Membully menjadi salah satu tindakan negative yang biasanya dilakuka keroyokan. Mereka berani karena melakukannya bersama-sama. Ditujukan kepada yang lemah, yang beda, yang kurang, yang tidak melawan, dan yang kalah. Untuk apa? Kepuasan, kesenangan, permainan, dan candaan.

Kasus Bullying

Maka jadilah bullying sebagai salah satu jalan kebiasaan buruk kelompok anak itu. Siapa yang saja dapat mereka jadikan sebagai obyek karena kondisi, situasi, dan alasan tertentu.  

Peristiwa bunuh diri seorang siswi di sebuah SMP Negeri di Jakarta Timur yang diduga disebabkan adanya bullying belum lama terjadi. Disusul kemudian dengan kasus pembullyan yang menyebabkan siswa SMP di Malang harus diamputasi satu jari tangan kanannya.

Lalu bully dengan kekerasan (bahkan penganiayaan sadis) tiga orang siswa SMP yang berlaku layaknya preman pasar terhadap seorang siswi temannya sekelas yang ternyata seorang anak berkebutuhan khusus. Lalu yang paling baru, seorang guru yang memukul siswa karena terlambat masuk sekolah.

Sikap Sekolah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun