Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menulis dalam Gelap

21 Januari 2019   06:47 Diperbarui: 21 Januari 2019   06:48 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com

1/
Sebatang lilin menggantikan gelap
yang tak sepenuhnya terang. Ada nyala memang
tapi cahayanya mengigil kedinginan
dibungkus gelap yang membekukan.

Senter menjadi alat bantu awal
selebihnya terserah lilin.
Yang meleleh serupa genang di pelupuk
menjadikan mata berubah terang.

2/
Ruangan yang menggigil
seiring goyangan nyala ditiup angin
dari embusan nafas
yang tertekan dikerubuti sunyi, malam.

Lampu padam, hidup sempit.
Hanya dzikir, dan lantunan sholawat menghidupkan
nyala api, saatku menulis dalam gelap
di dalam hati.

Cibaduyut, 21 Januari 2019

Gambar

Simak juga puisi sebelumnya:

* puisi-bahagia-itu-sederhanaI

** puisi-penculik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun