1/
Secangkir kopi, sebatang kretek, mesin tik tua
dan rinai hujan yang ngelangut, menyapamu.
Angin padat oleh kepulan hasrat.
Dinding menjadi teman bicara, sekarat.
Hidup makin luntur. Gurat dalam, mata lamur.
kopi serasa musuh abadi yang tetap dirindukan.
Tapi sensasi mengurai tuturan hayat sarat misteri
pada lelaki subuh, ihwal silam yang segera bersimpuh.
2/
Kini tak ada lagi harum kepulan secangkir kopi
kosong di atas bangku kayu kasar buatanmu sendiri.
Sebatang kretek pun gampang berpaling. Tapi 'ting'
seruan mesin tik tua menjembatani deraan sunyi.
Lelaki renta terseret arus kenangan, dalam linangan
semua rampung diketikkan, ditebar, dinyalakan.
Perjuanganmu, kengerian, juga hampa ditinggalkan,
di atas panggung zaman yang tak berkesudahan.
3/
Dulu pada lembar-lembar kertas mengalir lidah api
bara dari ketukan tuts ritmis dan geser gandaran.
Lalu dentang 'ting' mesin tik tua nyaring untuk berhenti.
Kalimat akhir tak mesti penanda padam, selesai.
Bandung,9 Maret 2018