Mohon tunggu...
Sugiyanta Pancasari
Sugiyanta Pancasari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"Cerita dan Catatan" Yang tak boleh menua, dilumat usia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam Idul Adha

20 Juli 2021   01:37 Diperbarui: 20 Juli 2021   03:25 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam Idul Adha

Sampai jam 23.12 malam, masih lamat-lamat kudengar takbir bergema, lirih memantul-mantul dinding semesta, ditingkah sayup nyanyian angkup.

Di tengah perjuangan negara, untuk terbebas dari wabah dan bencana,
tahun ini kita merayakan Idul Adha 1442 dengan wajah tertunduk dan hati senantiasa tawadhuk:

"Jika ini memang ujian yang harus kami jalani untuk membuka tabir rahasia-Mu ya....Allah, maka berikan kami kekuatan dan ketabahan, agar senantiasa ikhlas menjalani."

Hingga jam 23.23 larut,
gema takbir semakin lirih ditengah sunyi yang perih:

"Cerita bencana masih kita tulis dengan penuh berita duka yang seolah tiada hentinya.
Jika ini membuat kami semakin arif bijak dan bertakwa, segalanya akan kami terima dengan lapang dada."

Selamat Idul Adha 1442,
dan semoga takbir tak henti-hentinya bergema, dalam jiwa kita.

Jogja, 01.31, 20 Juli 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun