Puisi Sugiyanta Pancasari
Semoga tidak kering cinta, biarpun hari-hari yang kelewat panjang perjalanan meraih kebahagiaan seolah membentur tembok baja
Sebagaimana sumur yang selalu ditimba, sebab sungguh teramat dalam sedari awal kita telah menggalinya menemukan titik sumber mata airnya, menemukan jati diri yang sesungguhnya
Semoga tidak berhenti bertunas, biarpun rintang halang melintang dan sabetan pedang memangkas pucuk kuncupnya mematahkan batang mudanya, selalu bertumbuh menjulurkan jemari kecilnya,sebagaimana percik api jika belum benar-benar padam, setelah embusan angin meniupnya, seisi ruangan akan terbakar olehnya
Semoga senantiasa bercahaya, biarpun jelaga menutup semua pintu-pintunya, meringkus sayap-sayap mimpinya memenjarakannya dalam ruang hampa, bukanlah sekecil apapun lubang menganga cahaya akan leluasa menembus labirin-labirin gelapnya
Semoga selalu berbunga biarpun kemarau panjang menghukumnya, dalam patahan-patahan terik batu yang menghimpit akar mudanya, menyesap endapan yang tersisa dalam keras celah cadas, hingga pesona dan harum wanginya gagah taklukkan badai yang bersikeras gugurkan kelopak-kelopaknya.
Jogja, Februari 2021