Mohon tunggu...
Sugiyanta Pancasari
Sugiyanta Pancasari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"Cerita dan Catatan" Yang tak boleh menua, dilumat usia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

S e m o g a....

28 Februari 2021   13:29 Diperbarui: 28 Februari 2021   13:41 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Sugiyanta Pancasari

Semoga tidak kering cinta, biarpun hari-hari yang kelewat panjang perjalanan meraih kebahagiaan seolah membentur tembok baja

Sebagaimana sumur yang selalu ditimba, sebab sungguh teramat dalam sedari awal kita telah menggalinya menemukan titik sumber mata airnya, menemukan jati diri yang sesungguhnya

Semoga tidak berhenti bertunas, biarpun rintang halang melintang dan sabetan pedang memangkas pucuk kuncupnya mematahkan batang mudanya, selalu bertumbuh menjulurkan jemari kecilnya,sebagaimana percik api jika belum benar-benar padam, setelah embusan angin meniupnya, seisi ruangan akan terbakar olehnya

Semoga senantiasa bercahaya, biarpun jelaga menutup semua pintu-pintunya, meringkus sayap-sayap mimpinya memenjarakannya dalam ruang hampa, bukanlah sekecil apapun lubang menganga cahaya akan leluasa menembus labirin-labirin gelapnya

Semoga selalu berbunga biarpun kemarau panjang menghukumnya, dalam patahan-patahan terik batu yang menghimpit akar mudanya, menyesap endapan yang tersisa dalam keras celah cadas, hingga pesona dan harum wanginya gagah taklukkan badai yang bersikeras gugurkan kelopak-kelopaknya.

Jogja, Februari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun