Mohon tunggu...
Sugiarto Sumas
Sugiarto Sumas Mohon Tunggu... Guru - Widyaiswara Ahli Utama

Sebagai widyaiswara di Kementerian Ketenagakerjaan bertugas untuk menjadi fasilitator / pembimbingan peningkatan kompetensi pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan. Menulis artikel ilmiah dan artikel populer adalah salah satu hobby sekaligus kewajiban sebagai tenaga pendidik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anatomi Digital Marketing untuk Pemilu 2024

20 September 2022   20:45 Diperbarui: 12 Desember 2022   12:00 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA.  Dalam pemilihan umum (pemilu) tahun 2024, digital marketing diperkirakan  akan banyak digunakan  oleh para kontestan.

Kontestan tersebut terdiri atas:  Partai politik, Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI);  Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR-RI); dan  Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi / Kabupaten / Kota.

Digital  marketing untuk pemilu  menjadi sebuah alternatif yang menarik,  karena  beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris sudah menggunakannya, dan terbukti ekonomis, efisien dan efektif untuk mendapatkan dukungan pemilih.

Pertanyaannya adalah apakah keberhasilan digital marketing di beberapa negara maju dapat diterapkan di Indonesia?

Sejalan dengan digital marketing pada umumnya, digital marketing untuk pemilu  memiliki anatomi yang terbagi dalam 4 bagian utama, yakni: kreasi konten,   kurasi konten, distribusi konten, dan penguatan konten.

Semuanya berlandaskan pada kebutuhan pemilih, sekaligus menarik pemilih untuk mendukung dan memilih kontestan.

Untuk itu, terdapat 2 flatform besar sistem informasi digital yang dapat digunakan.

Pertama,  Search Engine yang menjadi sarana menjawab pertanyaan pemilih.

Kedua, Media Sosial (Social Media) yang menjadi sarana untuk memicu emosi (triggers emotions)   pemilih.

Semua flatform ini sudah lazim digunakan di Indonesia.

Search Engine Flatform  tentunya disiapkan berbasis kebutuhan pemilih, dan sebagai faktor penarik  bagi pemilih untuk membuka konten  kontestan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun