Mohon tunggu...
Sugiarti
Sugiarti Mohon Tunggu... Penulis

Menemukan Sesuai yang unik, tak peduli seberapa jauh, atau seberapa bahaya, akan saya kejar. Rasanya hidup menjadi monoton tanpa tantangan.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Wakatobi's sexy diving

28 Februari 2025   18:58 Diperbarui: 28 Februari 2025   18:58 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga jam persis, mereka tiba di Pelabuhan Lasalimo. Siang itu, Pelabuhan Lasalimo sudah dipenuhi penumpang yang akan menuju Wangi-Wangi, karena hari itu kapal dari Pelabuhan Pasarwajo tidak beroperasi. Setiap hari, dari Pasarwajo dan Lasalimo, kapal melayani satu kali penyeberangan menuju Wangi-Wangi. Udara cukup panas, tempat berteduh hanya warung-warung kecil di depan Pelabuhan.

Sambil menunggu kapal yang akan membawa mereka, Gendhis dan Eric, duduk di sebuah warung, membeli kilogram buah salak dan sebotol aqua dingin. Gendhis menunjukkan pada suaminya cara mengupas dan makan buah salak.

"Hmmm, cukup unik rasanya," kata Eric sambil mengunyah buah salak. Ia lalu mengamati bijinya dan mencoba menggigit, "Bijinya sangat keras," katanya polos, membuat orang-orang di sekitar mereka tertawa.

Udara kian terik, wajah Gendhis mulai berkeringat. Spontan Eric mengelap keringat yang membasahi leher istrinya dengan tisu, sembari menyodorkan aqua dingin,

"Thank you, hon," ucap Gendhis berterimakasih pada suaminya. Beberapa orang di sekitar mereka tersenyum manis, menyaksikan adegan sederhana dengan pesona Timur dan Barat.

Pukul 09.30, kapal dari Lasalimo menuju Wangi-Wangi berangkat. Ombak cukup besar. "Semoga kita masih bisa mengejar kapal yang akan menuju Tomia, hari ini," ucap Gendhis pada Eric, dengan wajah sedikit waswas.

"Ombak cukup besar, Gendhis. We cannot do anything," jawab Eric, santai. Keduanya lebih suka untuk selalu siap dengan plan B, kalau hal tak terduga terjadi dalam ekspedisi ini.

Benar, kapal dari Lasalimo tiba di Wangi-wangi Pukul 13.30. Saat terompet kapal berbunyi, Gendhi dan Eric sudah bersiap mengangkat koper dan tas ransel milik mereka. Ketika kapal berlabuh, keduanya bergerak melewati beberapa penumpang, berjalan di pinggiran kapal, lalu melewati jembatan kayu, lebar hanya setengah meter, sebagai penyangga untuk melompat ke dermaga. Eric terpeleset, namun bisa menyeimbangkan badannya dengan cepat. Keduanya harus mengejar kapal berbeda untuk menuju Tomia.

Sopir di Wangi-Wangi yang menjemput Gendhis dan Eric menyapa ramah pada keduanya, walau mereka belum pernah saling bertemu. Gendhis berbicara sebentar, lalu mereka berlari sambil menyeret koper menuju tempat parkir mobil yang tak jauh dari kapal. Pak sopir pun bergerak cepat, tancap gas menuju Pelabuhan lain. Waktu mereka tinggal 20 menit lagi, dan hanya ada satu kapal menuju Tomia setiap hari. Kalau ombak besar, maka kapal juga akan berhenti beroperasi.

Berulang Gendhis dan Eric terlihat menarik nafas panjang, dan tetap mencoba tenang, walau keduanya sudah mempersiapkan plan B. Pukul 14.00, mobil tiba di Pelabuhan kecil. Sopir membawa mobilnya memasuki pelabuhan dan parkir tak jauh dari kapal kecil yang sudah akan berangkat. Spontan, beberapa orang berteriak pada Nahkoda kapal express "Tunguuuu!!"

Beberapa orang dengan suka cita membantu mengangkat koper besar milik Gendhis dan Eric, lalu keduanya melompat ke kapal,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun