Mohon tunggu...
AS Riady
AS Riady Mohon Tunggu... Warga menengah ke bawah

Masyarakat biasa di Tulungagung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

New Normal Book

15 Juni 2020   09:52 Diperbarui: 15 Juni 2020   10:03 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: liputan6.com

Di satu sisi, pemerintah bersikeras menerapkan new normal dengan sejumlah protokol yang telah dibuat. Di beberapa diskusi memang terlihat pemerintah berada di posisi yang sulit, karena menjadi pihak yang paling banyak dibebani tanggung jawab dan harus mengambil keputusan dengan kalkulasi yang matang.

Sedangkan masyarakat sendiri terbelah menjadi tiga kelompok. Ada yang tahu ada pandemi kemudian taat aturan, ada juga yang tahu tapi tidak peduli sama sekali, dan ada juga yang tidak tahu sekaligus tidak peduli pada aturan kesehatan.

Lantas, apa relasi new normal dengan penerbit buku? Jika disandarkan pada teori kausalitas, penerbit buku akan selamat dari gulung tikar. Pasalnya ketika sejumlah orang kembali bekerja dan mendapatkan penghasilan, daya beli masyarakat pulih, maka omset penjualan buku akan kembali membaik.

Tapi realitasnya, sebelum pandemi ini terjadi pun, buku di masyarakat kita memang bukan prioritas. Buku belum masuk deretan kebutuhan primer yang layak disejajarkan dengan sandang, pangan, dan papan. Buku menjadi barang yang dibutuhkan dalam tempo sesaat atau malah tidak sama sekali.

Mungkin benar yang ditulis Iqbal Aji Daryono di dalam bukunya Out of the Lunch Box, "masyarakat kita bukan jenis masyarakat yang mau mengeluarkan banyak uang untuk membeli pengetahuan. Tiket konser yang harganya 300 ribu terlalu murah jika dibanding harga buku 40-80 ribu yang harus menggerutu dan mengeluh." Duh buku, nasibmu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun