Salah satu rencana tindak lanjut dari ToT Edukasi Literasi Digital, yaitu melakukan KAP di ekosistem sekolah. Salah satunya adalah di lingkup tim literasi digital SMP Negeri 3 Lingsar.Â
Ilmu dari ToT yang diselenggarakan oleh ICT Watch dan Unicef Indonesia dengan dukungan dari Kominfo RI tersebut berusaha diterapkan sepenuhnya. Kali ini sasarannya adalah murid yang tergabung dalam tim literasi digital.Â
Kegiatan seru tersebut dilaksanakan pada saat pelaksanaan Kamis Literasi di sekolah bersangkutan. Kegiatan yang diikuti oleh 7 orang anggota tim tersebut berlangsung selama 30 menit.Â
Pada sesi pemanasan, fasilitator dari guru penggerak di sekolah terlebih dahulu menyapa peserta dengan hangat. Tujuannya agar peserta bisa hadir seutuhnya.
Setelah itu, fasilitator menyampaikan tujuan pertemuan. Selanjutnya mengajak peserta melakukan ice breaking.Â
Ice breaking yang dipilih adalah gerak dan lagu. Keceriaan langsung terbangun saat bersama-sama mempraktikkan ini.Â
Sesi selanjutnya adalah belajar dan bermain. Fasilitator memulai sesi dengan sebuah lagu yang dimodifikasi dari lagu anak berjudul Satu-Satu Aku Sayang Ibu.Â
Berikut ini lirik lagu yang digunakan untuk mengantarkan peserta menuju materi tangkal hoaks.Â
Satu satu dengar kabar baru
Dua dua langsung ambil jeda
Tiga tiga namai perasaannya
Satu dua tiga kubur lupakan saja
Satu satu dapat berita baru
Dua dua tak langsung percaya
Tiga tiga cek kebenarannya
Satu dua tiga tangkal hoaks kita bisa
Lagu tersebut efektif membawa pemahaman awal peserta terkait hoaks. Terbukti peserta langsung tahu cara bijak menyikapi hoaks.Â
Guna memperdalam materi, sesi dilanjutkan dengan berbagi. Peserta diminta berbagi tentang pengalaman terkait menerima hoaks.Â
Beberapa pengalaman pun muncul. Ada peserta yang pernah mendapatkan hoaks terkait meneruskan pesan di WhatsApp. Selain itu, ada juga yang termakan hoaks vaksin.Â
Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut, fasilitator memancing pemahaman peserta. Peserta pun memahami bahwa yang diserang oleh hoaks adalah emosi.Â
Fasilitator pun memberikan penjelasan terkait cara bijak menangkal hoaks sesuai lagu yang dinyanyikan. Caranya adalah saat menerima berita baru, ambil jeda sejenak.Â
Hal ini akan memberikan kesempatan otak tengah untuk berpikir secara logis. Selanjutnya adalah menamai perasaan atau emosi.Â
Melalui penamaan, seseorang akan berusaha mencari tahu latar belakang timbulnya emosi. Dengan demikian akan membuat seseorang berusaha mencari kebenarannya.Â
Selanjutnya adalah penting juga untuk mengubur dan melupakannya. Jika berita tersebut adalah hoaks tentunya.Â
Mengubur berita hoaks ini bisa dengan menahan diri untuk tidak meneruskan pesan ke orang lain. Dengan demikian berita hoaks tidak akan berkembang.Â
Pada sesi kunci komitmen, fasilitator mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tersebut adalah cara yang bisa diambil peserta untuk menyebarluaskan informasi hasil belajar hari ini.Â
Peserta menjawab akan meneruskan informasi kepada teman lainnnya. Informasi yang akan disampaikan terkait cara menyikapi hoaks dengan bijak.Â
Harapannya tidak akan ada teman-teman lain yang menjadi korban hoaks. Sebelum mengunci komitmen peserta, fasilitator terlebih dahulu menyangsikan.
Tujuannya adalah untuk meneguhkan komitmen yang diambil peserta. Selanjutnya, fasilitator mengajukan pertanyaan terkait pelaksanaan rencana aksi secara rinci. Setelah mendapatkan komitmen peserta secara rinci, fasilitator pun mengakhiri kegiatan.Â
Pada saat pelaksanaan KAP, fasilitator juga meminta rekan guru lain menjadi pengamat. Tujuannya untuk mendapatkan umpan balik. Selain itu, juga memberikan kesempatan kepada sejawat untuk melihat KAP dari dekat.Â
Hal ini terbukti efektif. Pemberian kepercayaan akan membuat rekan guru lain tergerak melakukan hal yang sama dengan sasaran yang berbeda. Ini menjadi kunci kolaborasi.Â
Semoga bermanfaat!
Salam Bloger Penggerak
Sudomo