Hal ini akan memberikan kesempatan otak tengah untuk berpikir secara logis. Selanjutnya adalah menamai perasaan atau emosi.Â
Melalui penamaan, seseorang akan berusaha mencari tahu latar belakang timbulnya emosi. Dengan demikian akan membuat seseorang berusaha mencari kebenarannya.Â
Selanjutnya adalah penting juga untuk mengubur dan melupakannya. Jika berita tersebut adalah hoaks tentunya.Â
Mengubur berita hoaks ini bisa dengan menahan diri untuk tidak meneruskan pesan ke orang lain. Dengan demikian berita hoaks tidak akan berkembang.Â
Pada sesi kunci komitmen, fasilitator mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tersebut adalah cara yang bisa diambil peserta untuk menyebarluaskan informasi hasil belajar hari ini.Â
Peserta menjawab akan meneruskan informasi kepada teman lainnnya. Informasi yang akan disampaikan terkait cara menyikapi hoaks dengan bijak.Â
Harapannya tidak akan ada teman-teman lain yang menjadi korban hoaks. Sebelum mengunci komitmen peserta, fasilitator terlebih dahulu menyangsikan.
Tujuannya adalah untuk meneguhkan komitmen yang diambil peserta. Selanjutnya, fasilitator mengajukan pertanyaan terkait pelaksanaan rencana aksi secara rinci. Setelah mendapatkan komitmen peserta secara rinci, fasilitator pun mengakhiri kegiatan.Â
Pada saat pelaksanaan KAP, fasilitator juga meminta rekan guru lain menjadi pengamat. Tujuannya untuk mendapatkan umpan balik. Selain itu, juga memberikan kesempatan kepada sejawat untuk melihat KAP dari dekat.Â
Hal ini terbukti efektif. Pemberian kepercayaan akan membuat rekan guru lain tergerak melakukan hal yang sama dengan sasaran yang berbeda. Ini menjadi kunci kolaborasi.Â
Semoga bermanfaat!
Salam Bloger Penggerak
Sudomo