Ketiga, penyambutan asesor. Â Ketika kami sudah mendapat informasi tanggal visitasi beserta dua nama asesor, hal yang segera kami lakukan adalah mengontak asesor. Kami tidak begitu saja menelepon mereka namun mengirim pesan singkat dahulu.Â
Setelah mendapat balasan, kami segera menelpon dan menanyakan beberapa hal penting, yakni waktu kedatangan, bandara, penginapan, hingga format ruang asesmen lapangan yang mereka. Setelah semua sudah lengkap, kami tinggal menunggu waktu penjemputan di bandara yang disebutkan, lalu mengantar beliau ke hotel yang sudah dipilih.Â
Ada kalanya penginapan belum ditentukan, maka kami harus memberikan rekomendasi hotel yang sesuai dengan selera. Contohnya, ada asesor yang meminta dipesankan hotel modern yang terbuka dan terang, bukan hotel yang bernuasa klasik karena terkesan seram. Dengan demikian, kami harus membantu memesankan hotel yang diinginkan.
Keempat, Â proses asesmen lapangan. Tahap ini adalah bagian yang paling mendebarkan. Setelah menjemput asesor di hotel, kami antara para asesor untuk menemui rektor kami dengan jamuan pagi. Setelah itu, kami ajak asesor untuk meninjau fasilitas universitas, fakultas, dan prodi. Akhirnya, kedua asesor masuk ruang sidang dengan agenda pembukaan pelaksanaan asesmen lapangan.Â
Tak lama kemudian, kedua asesor berbagi tugas asesmen, satu asesor melakukan asesmen untuk borang fakultas dan satu asesor lainnya melakukan asesmen untuk borang institusi.  Beberapa stakeholder diminta untuk dihadirkan, di antaranya dosen, mahasiswa, alumni, dan pengguna lulusan. Sejumlah pertanyaan berkaitan dengan  isi borang harus dijawab dengan sempurna bersama dengan data fisiknya.Â
Alhamdulillah, setelah lima jam proses asesmen, semua selesai dan kami mendapat lembar hasil asesmen yang harus kami baca dengan cermat. Jika ada pernyataan yang kurang sesuai, kami bisa mengusulkan perubahan sebelum ditandatangani oleh assesor. Dengan selesainya proses asesmen ini, selesai sudah serangkaian sepenggal kehidupan yang menegangkan...hehehe... Â Â Â
 Â
