Mohon tunggu...
Sudirman Asun
Sudirman Asun Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Setiap orang yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat tidak dapat dituntut secara pidana maupun digugat secara perdata.\r\n\r\n(Pasal 66 UU No.32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)\r\nhttp://sudirmanasun.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature

Susur Ciliwung Tak Kenal Maka Tak Sayang, Mari Kenali Ciliwung Lebih Dekat.

5 Mei 2011   11:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:03 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1312121533249977517

[caption id="attachment_126116" align="aligncenter" width="620" caption="Team Susur Komunitas Peduli Ciliwung (Foto: Sheila Kartika)"][/caption] Penelusuran sungai Ciliwung dengan berjalan kaki. Penelusuran ini dimotori oleh Komunitas Peduli Ciliwung (KPC Bogor). Begitu banyak data yang bisa diperoleh dari media internet khususnya dari Ekspedisi Ciliwung yang pernah dilakukan oleh KOMPAS, namun sekelompok orang muda yang berenergi lebih ingin mengenal lebih dekat lagi sosok sungai Ciliwung seutuhnya mulai dari mata air di hulu sana di kaki pegunungan Gede-Pangrango (mata air Telaga Warna) dan akan dilakukan hingga sampai hilir (muara Teluk Jakarta) yang dilakukan secara estafet. Pendataan yang telah berhasil dilakukan dalam beberapa kegiatan susur bersambung: 1. -Susur Ciliwung pertama berhasil mendata dari titik Telaga Warna- Cibuliar 8 Jan 2011. 2. -Susur Ciliwung kedua dilanjutkan dari Cibuliar - Taman Wisata Matahari Cisarua 9 Jan 2011 3.-Susur Ciliwung ketiga dari Taman Wisata Matahari- Jembatan Gadog 12 Feb 2011 4-Susur Ciliwung keempat kemarin dilanjutkan dari Jembatan Gadog terselesaikan pada titik Ciliwung jembatan Balaibinarum Sukasarikelurahan Barangsiang kota Bogor 2 April 2011. Susur sungai sendiri terbuka untuk umum dengan partisipasi perorangan beragam mulai dari pengamat burung @BurungIndonesia, Kantor Berita @kotahujan, aliansi masyarakat adat nusantara (AMAN), Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP Bogor), Telapak, Laskar Karung, dan Forest Watch Indonesia. Susur dilakukan dengan jalan kaki santai sambil menikmati pemandangan, pengambilan sampel biota sungai dan pendataan dengan bantuaan GPS, pengambilan gambar foto dan catatan berdasarkan keterangan dari informasi dan interaksi dengan penduduk lokal yang memanfaatkan sungai seperti petani, pemancing, anak yg bermain di sungai. Pendataan meliputi titk pembuangan gunung sampah, kampung yg dilewati, titik mata air, titik air buangan, pertemuaan sungai, delta, jembatan, irigasi serta pemanfaatan sungai lainnya. Ciliwung telah dirusak dari hulu 1 KM dari titik nol mata air oleh Privatisai bantaran sungai dan Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Cagar Alam Telaga Warna cukup bagus kondisi hutannya, dan mata air cukup banyak membentuk satu aliran kecil yang makin membesar. Penelusuran dipinpin oleh Mas Hapsoro Telapak dan Mas Hari Kikuk dibantu dengan alat GPS, mengingat aliran air sering buntu untuk dilalui karena sulitnya medan atau ketutupan rumah penduduk serta pagar beton Villa. 1 Km dari mata air Telaga Warna, aliran air masih melewati kebun teh hijau sebelah kiri dan hutan sebelah kanan, lepas dari itu, kita mulai temui pemukiman penduduk dan ladang sayur. Makin bergerak ke hilir makin banyak kita temui pemukiman padat penduduk layaknya kota Jakarta dengan gang2 sempit, di aliran melewati pemukiman sungai Ciliwung makin kami sering temui sampah rumah tangga berupa kantongan plastik, kemasan makanan STYROFOAM, bungkus plastik kemasan mie instan dan kemasan sabun. Perjalanan makin sulit ketika kami terbentur oleh tembok pagar Villa2 warga Jakarta, serta aliran yang tiba2 hilang ketutupan bagunan rumah penduduk, untuk lahan2 kosong bantaran sungai sekitar kampung banyak kami temui digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Hal ini bukan hanya dilakukan oleh penduduk setempat, tetapi juga oleh pemilik Villa mewah dan mereka sempat melarang kami mengambil gambar tumpukan sampah di bantaran sungai yg mereka pakai sebagai tempat pembuangan sampah. Mereka kaget kenapa kami bisa tiba2 muncul di area privasi mereka yg tertutup rapat oleh pagar beton. Hal ini sangat membuat kita miris, ternyata tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi tidak berbanding lurus dengan kesadaran lingkungan yg bersih dan sehat, hal ini tercermin dari pengelola villa yg saya yakin memiliki pendidikan dan tingkat ekonomi yg cukup mapan. Banyaknya pembangunan Villa oleh warga Jakarta dan padatnya bagungan pemukiman penduduk di puncak ( +- 50 %hampir mengambil lahan hijau di daerah puncak )yang jelas merusak aliran sungai apalagi ketika diikuti dengan menjadikan bantaran sungai sebagai tempat sampah, kurangnya daerah hijau ini mengakibatkan gampangnya pengikisan lapisan tanah terbawa oleh hujan dan mengakibatkan pendangkalan sungai. Belum lagi pembangunan yg melanggar IMB dengan membuat bangunan di bantaran dan badan sungai. [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Dari aliran-aliran kecil beginilah asal muasal air sungai Ciliwung."] Telaga Warna Puncak Pass Cisarua Bogor. Terminal banyak mata air yg membentuk telaga pada satu cekungan permukaan tanah. Selain Telaga warna juga terdapat Telaga Cisaat sebagai sumber air sungai Ciliwung. [/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Mencoba mengamati kondisi air dan biota yang hidup di aliran mata air."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Sampah pertama 200 Meter dari titik Nol mata air sungai Ciliwung, berupa kantong kresek dari Mini Market ternama."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Aliran sungai mulai memasuki pemukiman padat penduduk dan Villa warga Jakarta di Puncak."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Penelusuran sering terhambat karena aliran sungai menghilang ketutupan bangunan rumah penduduk yang padat. Pembangunan semacam ini jelas melanggar IMB ketentuaan pelestariaan sungai."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Pemanfaatan air hulu sungai Ciliwung, aliran air dibagi melalui pipa-pipa paralon langsung ke rumah penduduk."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Hulu Sungai Ciliwung dengan pemukiman padat penduduk layaknya Jakarta."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Penguasaan Badan Sungai, Mau bangun apa ya..di badan sungai begini...?"][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Tempat Pembuangan sampah di desa Tugu"][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Lagi-lagi dasyatnya sampah di desa Tugu"][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Tempat Pembuangan sampah di bantaran hulu sungai Ciliwung di desa Citameang."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Privatisai bantaran oleh villa mewah Grand Hill dan sungai dijadikan tempat pembuangan sampah Villa Mewah, jadi terbukti bahwa tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi tidak berbanding lurus dengan kesadaran lingkungan."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Pengambilan sampel ikan lokal pada titik kedua yaitu daerah Cibuliar."] Villa Grand Hill ,Orang Kaya punya villa mewah tapi berkelakuan primitif, menjadikan bantaran sungai sebagai tempat pembuangan sampah. Sempat mereka kaget, kok tiba2 tim bisa memasuki areal privat mereka yang dipagar rapat, mereka sempat melarang tim untuk mengambil gambar tempat pembuangan sampah mereka di bantaran sungai. [/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Penelusuran sering harus menerabas derasnya arus sungai, karena medan sering buntu karena bangunan Villa maupun terjalnya bantaran sungai untuk dilalui."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Upppss... tangan diangkat sedikit, jaga keseimbangan...!"][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Penguasaan milik umum menjadi milik privasi oleh pemilik Villa, kira2 izin dari siapa ya..?"][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Beristirahan dan menikmati sejuknya air, mumpung belum kotor dan tercemar limbah sesampainya di kota Bogor dan Jakarta."][/caption] Spesial Thanks buat Komunitas Peduli Ciliwung (KPC). Gambar Foto: Sudirman Asun

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun