Mohon tunggu...
Iwan Yas
Iwan Yas Mohon Tunggu... PNS -

Belajar untuk menjalani hidup dengan lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Yadnya

8 Januari 2011   03:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:50 8086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sampai saat ini di Indonesia khususnya di Bali hampir sebagian besar umat Hindu masih mengartikan dan mengutamakan bahwa yadnya adalah upacara/ritual. Padahal upakara/ritual itu adalah salah satu bagian dari bentuk-bentuk yadnya. Sangat sedikit Umat Hindu di Indonesia yang memberikan proporsional untuk melaksanakan bentuk-bentuk yadnya yang lainnya. Hindu memberikan keluasan kepada pemeluknya dalam beryadnya sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada dengan peluang kesempatan hasil yang sama. Dengan demikian apapun bentuk yadnya yang kita lakukan sepanjang sesuai dengan konsep Dharma maka akan memperoleh hasil yang maksimal.

b. Jenis-jenis Yadnya
Secara garis besar yadnya dapat kelompokkan sebagai berikut :
a. Dari segi waktu pelaksanaan Yadnya dapat dibedakan :


  1. Nitya Yadnya

Yaitu yadnya yang dilakukan secara rutin setiap hari. Yadnya ini antara lain;
dalam bentuk persembahan yang berupa yadnya sesa, atau persembahyangan sehari-hari. Sedangkan bagi sulinggih melakukan Surya Sewana.
Yadnya dalam bentuk yang lain dapat dilaksanakan melalui aktivitas sehari-hari. Bagi seorang siswa kewajiban sehari-hari adalah belajar , bila dilakukan dengan penuh ikhlas merupakan yadnya. Bagi seorang petani, tukang, pegawai dan sebagainya yang melaksanakan tugas sehari-hari dengan konsentrasi persembahan kepada Tuhan disertai keikhlasan juga merupakan Nitya Yadnya.


  1. Naimitika Yadnya

Yaitu Yadnya yang dilaksanakan secara berkala/ waktu-waktu tertentu. Khusus untuk yadnya ini terutama yadnya dalam bentuk persembahan /upakara yaitu Upacara Piodalan, Sembahyang Purnama dan Tilem, Hari Raya baik menurut wewaran maupun sasih.
Bagi bentuk yadnya yang lain tergantung kebiasaan pribadi perorangan/kelompok orang. Ada orang pada setiap hari raya tertentu melaksanakan tapa brata sebagai wujud yadnya pengendalian diri. Ada pula yang pada waktu tertentu setiap tahun atau setiap bulan melakukan dana punia baik dihaturkan kepada sulinggih, orang tidak mampu dan sebagainya.
Disamping itu ada juga bentuk yadnya yang dilaksanakan secara insidental sesuai kebutuhan dengan waktu yang tidak tetap/ tidak rutin. Contohnya upacara ngaben, nangluk merana, tirtayatra. Demikian juga bentuk yadnya yang lain adakalanya dilakukan tidak dengan jadwal waktu tertentu. Misalkan jika ada ujian sekolah ada siswa / mahasiswa yang puasa. Ada orang yang tanpa diduga memperoleh rejeki yang lebih , maka sebagian dipuniakan untuk pura atau untuk panti asuhan.

b. Berdasarkan nilai materi / jenis bebantenan suatu yadnya digolongkan menjadi :
1). Nista, artinya yadnya tingkatan kecil yang dapat di bagi lagi menjadi :


  1. Nistaning nista, adalah terkecil dari yang kecil
  2. Madyaning nista, adalah tingkatan sedang dari yang kecil.
  3. Utamaning Nista, adalah tingkatan terbesar dari yang kecil

2). Madya, yaitu yandnya tingkatan sedang yang dapat dibagi lagi menjadi :



  1. Nistaning Madya, adalah tingkatan terkecil dari yang sedang.
  2. Madyaning madya, adalah tingkatan sedang dari yang sedang.
  3. Utamaning madya, adalah tingkatan terbesar dari yang sedang.

3). Utama, yaitu yadnya tingkatan besar yang dapat dibagi menjadi :


  1. Nistaning utama, adalah tingkatan terkecil dari yang besar
  2. Madyaning Utama, adalah tingkatan sedang dari yang besar.
  3. Utamaning Utama, adalah tingkatan terbesar dari yang besar.

c. Sedangkan apabila ditinjau dari tujuan pelaksanaan atau kepada siapa yadnya tersebut dilaksanakan, dapat digolongkan menjadi :
1). Dewa Yadnya
2). Rsi Yadnya
3). Pitra Yadnya
4). Manusa Yadnya
5). Bhuta Yadnya

Kelima jenis yadnya di atas dikenal dengan istilah Panca Yadnya. Uraian mengenai Panca Yadnya akan dibahas tersendiri setelah bagian ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun