Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara Pohon

5 Oktober 2025   18:46 Diperbarui: 5 Oktober 2025   18:46 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pohon(Unsplash/Niko Photos) 

Suara Pohon

Kala pohon rebah ke bumi
Riuh pun datang menghampiri
Banyak telinga menoleh
Banyak mata menimbang jatuhnya
Seolah kejatuhan layak dicatat daripada prosesnya

Namun, di kala pohon tumbuh
Tak ada seorang pun mendengar
tak ada sorak, tak ada pujian
Padahal di balik sunyi ia sedang berjuang
menyerap cahaya, meneguhkan diri
Yang diam-diam menyiapkan naungan
Menyimpan asa dalam diam yang sabar

Begitulah kadang kita
Saat seseorang jatuh sekali
Akan menjadi bahan cerita
Namun di kala seribu kali bangkit dari keterpurukan
Hanya menganggapnya seperti angin lalu

Untuk itu, jadilah layaknya pohon
Tak perlu riuh untuk membenarkan
cukup berdiri, berakar, dan bertumbuh
Sebab waktu  akan tahu
mana yang benar-benar bertahan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun