Koordinator Lomba, Pemandu Langkah Murid Menuju PrestasiÂ
Untuk menjalankan koordinator lomba tidaklah mudah. Kerap kali menepiskan kepentingan pribadi di atas kepentingan sekolah. Sebab prestasi murid masih dianggap sorotan utama dalam dunia pendidikan. Apalagi di kala nama murid disebutkan di panggung beserta piala dan piagam penghargaan yang disertai tepuk tangan meriah dari hadirin yang mengiringi langkah menuju kemenangan. Di saat itulah ada rasa bangga yang tak bisa dilukiskan dengan kata. Usaha yang telah disematkan untuk mendorong murid telah berbuah manis meskipun sosok tersebut bekerja senyap dan tak perlu validasi.
Saya percaya bahwa bekerja sebagai koordinator lomba harus tulus dan mengabaikan segala tantangan yang ada. Meskipun terkadang dalam menggali potensi, membangun kepercayaan diri hingga mengantarkan murid siap menghadapi lomba tidaklah mudah. Saya harus mendampingi, memotivasi, merefleksi, hingga mengevaluasi semua persiapan yang ada baik kemampuan, psikis, dan lainnya agar murid dapat mencapai target dan belajar memaknai sebuah perjuangan.
Tak hanya itu, semua murid memiliki potensi yang luar biasa yang mesti dikembangkan. Ada yang memiliki kelebihan di bidang sains, olahraga, seni, hingga literasi. Namun tak semua murid berani tampil dengan rasa percaya diri yang prima dalam mengikuti ajang kompetensi. Meskipun masih tersembunyi potensi yang dimiliki mesti ada yang mengarahkan dan menggerakkan untuk menggali dan memoles bakat murid.
Peran koordinator inilah sebagai jembatan yang menghubungkan potensi murid dengan berbagai kompetensi. Melalui bimbingan intensif banyak bakat terpendam dapat dimunculkan. Di sinilah peran dari dedikasi sebagai koordinator dan sekaligus pembimbing lomba yang perlu diangkat dan sebagai bahan refleksi pengingat bahwa prestasi yang besar atas kerja keras yang selalu tampak di permukaan.Â
Lalu apa ada tantangan yang selama ini saya alami meskipun tak pernah dijadikan beban namun sebuah tantangan agar tetap bertahan meskipun ada rasa jenuh dan lelah menghampiri.
Melakukan seleksi muridÂ
Dalam melakukan seleksi, saya dapat menggunakan survei untuk mengenali potensi murid pada masa MPLS agar lebih memetakan potensi yang dimiliki. Selain itu, diadakan seleksi terbuka untuk menemukan yang unggul di antara murid. Sementara yang belum terpilih dideteksi dengan pembicaraan secara santai agar tetap dapat diarahkan yang lebih dikuasai. Dengan begitu, murid tetap memperoleh dukungan tanpa saya abaikan.
Memanajemen waktu