Usai anak mengikuti pelepasan di sekolah taman kanak-kanak. Di saat itulah orang tua dapat meminta masukan dan refleksi dari perkembangan belajar di sekolah terutama membaca dan menulis yang akan menjadi pondasi masuk ke Sekolah Dasar.Â
Refleksi dan masukan itu merupakan bentuk tindak lanjut orang tua selama anak menikmati masa liburan panjang. Sehingga momen liburan ini fokus orang tua sebagai fasilitator menjadi teman anak yang asyik, seru, dan menyenangkan dalam mematik semangat membaca tanpa tekanan.
Liburan panjang sekolah apalagi usia anak yang sedang bermain kadang menganggap bahwa liburan merupakan momen yang santai bagi anak-anak dari rutinitas belajar. Namun, masa liburan bagi orang tua merupakan peluang emas dalam menguatkan fondasi literasi sebelum memasuki jenjang Sekolah Dasar.
Bagi anak-anak yang menyukai dunia permainan yang penuh warna, tawa, dan rasa tahunya yang tinggi justru inilah pendekatan yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk menyisipkan literasi secara alami.Â
Bukan berarti membaca tak harus anak diam manis duduk di meja memandangi buku. Padahal dengan pendekatan kreatif, orang tua dapat mengubah cara membaca kurang menyenangkan menjadi suatu petualang seru yang menyatu dengan permainan. Inilah sebuah cara edukasi yang menumbuhkan minat baca tanpa anak merasa tertekan dan menikmati membaca dengan keceriaan.
Memang masa anak-anak merupakan masa yang penuh imajinasi berkembang dan rasa ingin tahunya tinggi. Bagi anak-anak, dunia merupakan panggung permainan yang luas. Sehingga banyak peluang untuk mengenalkan anak pada literasi secara alami dan menyenangkan. Inilah mengapa literasi dalam kegiatan bermain menjadi pilihan bijak dan efektif.Â
Anak merasa tidak sedang belajar tapi anak tetap mengalami proses literasi yakni mengenali kata, mendengarkan ceritamembangun makna, dan bajkan dapat mulai menyusun kalimat.
Inilah pendekatan yang asyik saat literasi menjadi dunia bermain anak dan dapat membangun hubungan positif dengan kegiatan membaca. Anak tidak takut pada buku, tapi tumbuhnya penasaran dengan cerita yang dikandungnya. Anak tidak merasa terpaksa mengenal huruf, tapi tertarik karena huruf-huruf muncul dalam permainan kesukaan anak. Dengan demikian anak akan merasa senang dan literasi tumbuh bukan karena kewajiban.
Mengapa Literasi Dini Penting Sebelum Masuk SD?
Ada anggapan masa taman kanak-kanak tidak boleh diajarkan membaca dan menulis dan biarkan anak menikmati masa bermain. Namun realita berbicara lain, apalagi buku yang digunakan di kelas satu Sekolah Dasar menuntut anak sudah memiliki kecakapan awal dalam literasi misalnya mengenal huruf, memahami arah membaca dari kiri ke kanan, dan dapat memahami cerita sederhana.Â
Apabila sejak dini dikuatkan maka literasi akan menjadi fondasi yang kuat bagi anak dalam keberhasilan belajar di masa depan. Sehingga anak dapat memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa dan memahami simbol-simbol komunikasi dan bahkan tidak hanya kemampuan membaca dan menulis saja tetapi bagaimana orang tua melibatkan anak dalam kemampuan mendengarkan, berbicara, memahami makna, dan mengekspresikan ide secara verbal. Kemampuan ini setidaknya menjadi bekal dalam proses belajar di sekolah dasar.
Mengapa Literasi Sebaiknya Dimulai dari Dunia Main Anak?
Dunia anak-anak memang berbeda dengan dunia orang dewasa dan bahkan cara belajarnya pun berbeda pula. Sementara anak belajar melalui interaksi, eksplorasi, dan imajinasi. Ketika anak sedang bermain, di saat itulah anak sedang mengembangkan bahasa, logika, emoji, dan keterampilan sosial. Di sinilah orang tua dapat menyisipkan literasi dengan mudah tanpa harus mengganggu esensi bermain anak.
Sebagai orang tua tentu yang paling paham dengan anaknya sendiri sehingga tak akan sulit dalam menyisipkan literasi dalam waktu bermain. Berbekal belajar dari sumber mana saja tentu menjadi suatu tantangan sendiri bahwa anak merupakan investasi berharga untuk masa depan.Â
Di sinilah kita dapat menyisipkan kegiatan belajar menjadi suatu menyenangkan sehingga anak merasa tertarik sehingga menjadikan pengalaman membaca menjadi suatu pengalaman yang penuh makna dan esmosional. Anak akan merasa terlibat bukan sedang merasa diajari.
Nah inilah beberapa kegiatan permainan yang dapat dicoba selama mengisi liburan panjang sekolah agar momen liburan menjadi bermakna dan penuh petualangan.
Berburu huruf dan kata di sekitar rumah.
Kita bisa menempelkan huruf-huruf di sekitar rumah atau tulis beberapa kata sederhana dengan kerta origami, lalu sembunyikan di berbagai sudut rumah. Ajak anak kita mencari huruf dan kata tersebut sambil bermain peta umpet. Namun petunjuknya juga jelas agar anak tidak bingung. Apabila ketemu maka sang anak membacanya.
Membaca cerita sebelum tidur
Cara ini sebenarnya tidak sulit tapi perlu komitmen tinggi. Apalagi sebagai ibu rumah tangga yang sudah seharian mengurus rumah tentu rasa lelah menghinggapi namun karena anak merupakan anugerah terindah maka orang tualah yang menjadi teladan bagi anaknya.Â
Cara membacakan cerita kepada anak sebelum tidur merupakan cara yang efektif dalam menanamkan kecintaan pada buku. Kita bisa memilih buku yang disertai gambar menarik dan bacakan dengan intonasi dan ekspresi. Lalu kita libatkan anak dalam diskuso ringan misalnya apa yang terjadi, apa yang anak dengar, dan sebagainya.
Membuat drama mini dari buku cerita
Bermain peran memang perlu percaya diri. Tapi sebagai orang tua perlu tekad yang kuat dan semangat mencoba tanpa batas seperti membuat pertunjukkan sederhana dengan memanfaatkan boneka di rumah. Anak-anak dilibatkan dalam mendengar cerita seolah mereka sedang bermain peran. Cara ini agar anak belajar memahami sistematika alur cerita dan memperluas kosakata.
Bermain toko-tokoan literasi
Kita bisa memainkan peran sebagai penjual dan pembeli beserta lengkap dan menunya, label barang, serta daftar harga. Anak akan terbiasa mengenal huruf dan kata saat bermain.
Itulah beberapa cara yang bisa dicoba sambil mengisi waktu liburan. Bila cara tersebut anak menolak maka kita bisa menggunakan pendekatan yang lain. Setidaknya kita sebagai orang tua juga terbiasa belajar dari berbagai sumber sehingga pendekatan yang digunakan juga tepat sehingga anak kita lebih suka yang mana, apa mendengar, menggambar, bermain peran atau lainnya. Sehingga kita lebih memahami karakter anak dan gaya belajarnya yang berbeda dan tugas kita adalah menemukan cara yang tepat yang membuat anak menikmati prosesnya tanpa harus menekan anak.
Setiap kegagalan yang kita lakukan, kita akan menemukan cara yang baru agar anak kita yang kita sayangi dapat menikmati literasi tanpa mengurangi keseruan bermain.Â
Kita bisa ikuti minat mereka apa. Lalu jangan sampai kita paksakan, bila anak belum mau membaca sendiri, maka kita cukup bacakan dan ajak berdialog ringan. Selain itu kita bisa memanfaatkan media beragam seperti kartu huruf, poster, mainan huruf, buku cetak, dan sebagainya. Kemudian kita berikan pujian yang tulus jika anak berhasil agar anak merasa termotivasi dan penuh semangat belajar kembali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI