Mohon tunggu...
Subarkah
Subarkah Mohon Tunggu... Freelance

Suka nulis, suka nonton film, suka baca

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menari Bersama Cuaca Menata Ulang Cara Hidup

20 Juni 2025   06:18 Diperbarui: 20 Juni 2025   06:18 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Pagi itu udara masih terasa nyaman. Angin berembus pelan, membelai dedaunan yang tampak segar. Matahari belum sepenuhnya naik, tetapi kehangatannya sudah cukup membuat hati tenang. Saya bersiap keluar rumah, hendak mengisi hari dengan beberapa aktivitas sederhana. Namun, langkah saya tertahan oleh rasa ragu yang tiba-tiba muncul. Awan memang tampak cerah, tetapi entah mengapa tubuh ini enggan melangkah lebih jauh.

Beberapa menit kemudian, hujan turun dengan deras. Tidak ada tanda-tanda mendung yang mencolok, tidak ada langit yang menggelap drastis, dan tidak ada angin kencang yang memberi peringatan. Seolah-olah alam ingin berkata bahwa ia tidak lagi tunduk pada pola yang biasa. Cuaca kini hadir seperti kejutan kecil dari langit, semakin hari semakin sulit ditebak.

Kita hidup di zaman di mana prakiraan cuaca tidak lagi menjadi pegangan yang dapat diandalkan sepenuhnya. Kadang pagi cerah berubah menjadi sore yang dibasahi hujan. Kadang malam yang seharusnya dingin justru terasa gerah dan lengket. Perubahan ini tidak hanya mengganggu kenyamanan fisik, tetapi juga berdampak pada ritme kehidupan sehari-hari, bahkan hingga suasana batin. Rencana yang telah disusun dengan penuh semangat bisa buyar dalam sekejap karena cuaca yang tak menentu.

Namun, dalam kondisi seperti ini, kita dihadapkan pada sebuah pertanyaan penting. Apakah kita hanya akan diam?

Kenyataan yang tak bisa dihindari adalah bahwa cuaca ekstrem kini bukan lagi sesuatu yang datang sesekali. Ia telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Perubahan iklim global yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir telah membuat siklus alam menjadi tidak menentu. Curah hujan yang meningkat di masa yang biasanya kering, suhu yang naik di waktu-waktu yang biasanya sejuk, serta angin yang tiba-tiba kencang menjadi fenomena yang sering terjadi.

Dahulu, pertanyaan seperti "musim apa ini?" masih terasa sebagai candaan ringan. Kini, pertanyaan itu berubah menjadi cermin kegelisahan yang nyata. Ini bukan lagi tentang musim semata, melainkan tentang bagaimana kita perlu menyusun ulang cara hidup agar selaras dengan kondisi alam yang baru.

Untuk bisa bertahan, kita tidak cukup hanya berharap keadaan akan kembali seperti dulu. Kita perlu mengembangkan cara hidup yang lebih lentur, lebih sadar, dan lebih bertanggung jawab terhadap perubahan yang terjadi.

Langkah pertama untuk beradaptasi adalah menyadari bahwa perubahan bukan berarti kekalahan. Menerima bahwa cuaca tak lagi bisa diprediksi secara mutlak bukan bentuk kepasrahan, melainkan titik awal untuk belajar. Belajar mengenali kebutuhan tubuh, menata ulang kebiasaan harian, dan yang paling penting, melatih cara berpikir yang terbuka terhadap perubahan.

Kita bisa memulainya dari hal-hal yang sangat dekat. Misalnya, dengan meninjau kembali isi tas yang kita bawa setiap hari. Apakah sudah tersedia payung lipat atau jas hujan ringan? Apakah sepatu yang kita gunakan tahan air? Apakah kita cukup membawa botol minum saat cuaca panas? Hal-hal kecil ini, bila dilakukan dengan konsisten, bisa menjadi bekal penting untuk tetap menjalankan aktivitas dengan nyaman.

Coba praktekkan kebiasaan sederhana: setiap malam sebelum tidur, luangkan waktu lima menit untuk mengecek prakiraan cuaca esok hari. Bukan karena kita harus sepenuhnya bergantung padanya, tetapi agar kita bisa merancang hari dengan lebih bijaksana. Menyadari kemungkinan yang akan datang membuat kita tidak mudah lengah.

Selain itu, kita juga bisa menciptakan suasana rumah atau tempat kerja yang lebih bersahabat dengan perubahan suhu. Tanaman hias yang diletakkan di sudut ruangan bisa memberikan kesegaran visual. Jendela yang mudah dibuka-tutup membantu sirkulasi udara. Warna dinding yang tenang memberi pengaruh positif pada suasana hati. Semua ini tampak sederhana, namun berdampak besar pada bagaimana kita menjalani hari-hari yang tidak selalu bisa ditebak oleh alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun