Mohon tunggu...
Subagiyo Rachmat
Subagiyo Rachmat Mohon Tunggu... Freelancer - ◇ Menulis untuk kebaikan (titik!)

(SR Ways) - Kita mesti peduli dengan sekeliling kita dan bisa berbagi sesuai kapasitas, kadar dan kemampuan masing-masing sebagai bagian dari masyarakat beradab.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

PJJ, Saatnya Menyatukan Indonesia demi Anak-anak Didik

2 Agustus 2020   01:15 Diperbarui: 2 Agustus 2020   01:58 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kesiapan Laptop, Hp yang compatible, belajar mengunakan berbagai teknologi komunikasi terkini seperti Google meet, dsb, juga yang selalu mesti siap adalah quota internet yang berimplikasi biaya. Berbagai prasyarat itu harus terpenuhi agar siswa bisa mengikuti proses belajar-mengajar model PJJ dengan baik.

Lebih pelik lagi bagi anak-anak SD yang masih perlu pendampingan orang tuanya, padahal sebagian besar orang tua mereka mungkin termasuk yang “gaptek” atau tidak familiar dengan penggunaan berbagai teknologi yang digunakan, dan bertambah pelik ketika orang tuanya mesti berbagi waktu dengan pekerjaan lain.

Berbagai dinamika dan kendala di lapangan dalam pelaksanaan PJJ tentu sangat banyak dan bervariasi, baik menyangkut pihak sekolah, guru, siswa, maupun kondisi daerah yang berbeda-beda kesiapan dan ketersediaan berbagai infrastruktur pendukung-nya, seperti jaringan internet, bahkan jaringan listrik.    

Hikmah dan Tantangan PJJ

Pemaksaan penerapan model PJJ karena situasi kondisi pandemic covid-19 membuat semua stakeholders pendidikan menjadi melek teknologi yang dibutuhkan, sehingga semua sadar bahwa teknologi bisa membantu mengatasi keadaan keterbatasan ruang dan jarak sehingga proses belajar mengajar bisa tetap berjalan walau tanpa tatap muka secara langsung.

Semua menjadi merasa bahwa penguasaan dan penggunaan teknologi adalah sebuah keniscayaan dalam dunia pendidikan, apalagi dalam situasi kedaruratan pandemi covid-19 seperti saat ini.

Tantangannya adalah bagaimana semua stakeholder pendidikan, utamanya pemerintah bisa mengatasi berbagai disparitas yang ada dalam pelaksanaannya di lapangan.

Disparitas yang dimaksud adalah disparitas kesiapan para guru dan sekolah untuk menjalankan PJJ, disparitas kemampuan ekonomi keluarga anak-anak didik, disparitas jenjang pendidikan SD-SMA, disparitas ketersediaan infrastruktur antar daerah seperti listrik, akses internet, dan sebagainya. Semua menjadi pembelajaran- baik untuk perbaikan saat ini, maupun dalam pembuatan perencanaan kedepan.

Saatnya Indonesia Bersatu Demi Anak-Anak Didik

Penerapan model PJJ dalam situasi kedaruratan Pandemi adalah sebuah keniscayaan, walau dengan perkecualian mungkin bisa juga dipertimbangkan dan dikaji lebih detail untuk diterapkan dengan model tatap-muka di daerah-daerah hijau yang benar-benar aman, itupun mesti dengan tetap memberlakukan standar protocol covid-19 dan dipersiapkan dengan baik segala sesuatunya.

Pengalaman penerapan PJJ sejak 13 juli lalu, harus benar-benar menjadi pembelajaran, evaluasi dan perbaikan dalam implementasi selanjutnya, dan ini sudah harus dimulai saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun