Mohon tunggu...
Yoanda Suastanti
Yoanda Suastanti Mohon Tunggu... Buruh - saya

selalu ada jalan untuk orang-orang yang masih menggenggam harapan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bacaan Liar dan Balai Pustaka

8 Mei 2020   14:32 Diperbarui: 8 Mei 2020   15:01 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam review kali ini saya akan membahas tentang periode awal hingga 1933. Pada periode ini adalah periode bacaan liar dan commisie voor de volkslectuur atau disebut juga balai pustaka terlahir. 

Bacaan liar pada tahun ini terlahir dari beberapa orang yang berbakat yang memiliki latar belakarang pendidikan Eropa, mulai menulis rupa-rupa karangan baik berbentuk uraian maupun berbentuk cerita, yang sifanya memberi penerangan kepada rakyat. 

Surat kabar mulai dicetak, baik dalam Bahasa Belanda maupun dalam Bahasa Melayu dan daerah. Surat kabar Melayu bukan hanya tersebar di Melayu dan Jakarta saja melankan di beberapa kota besar. Misalnya, di Surabaya terbit surat kabar Bintang Timoer (1862), di Padang terbit Pelita Ketjil (1882), di Jakarta terbit Bianglala (1867) dan beberapa surat kabar Tionghoa, namun dengan redaktur orang Belanda atau orang Tionghoa.

Surat kabar pertama milik pribumi adalah Medan Prijaji. Surat kabar ini berbahasa Melayu yang terbit di Bandung pada Januari 1907 hingga Januari 1912. 

Medan Prijaji dikenal sebagai surat kabar nasional pertama karena menggunakan bahasa Melayu (bahasa Indonesia), dan seluruh pekerja mulai dari pengasuhnya, percetkan, penerbitan, dan wartawannya adalah pribumi Indonesia asli.

Surat kabar ini didirikan oleh R.M. Tirto Adhi Soerjo. Medan priyayi memuat cerita-cerita bersambung berbentuk roman, yang sangat menarik ialah roman yang berjudul Hikayat Sitti Mariah yang ditulis oleh H. Moekti yang melukiskan kehidupan sehari-hari pada zaman pegarangnya sendiri. R.M. Tirti Adhi Suryo sendiri disamping seorang redaktur, ia adalah penulis yang cukup produktif. Ia menulis dua buah cerita roman, yang berjudul Nyai Permana (1912) dan Busono (1910). 

Menurut Pramoedya Ananta Toer cerita Busono adalah biografi dari R. M. Tirto Adhi Suryo, Pram sendiri membahas semua peristiwa dan perjuangan R.M Tirto Adhi Suryo dalam buku yang berjudul Sang Pemula. R.M Tirto Adhi Suryo juga merupakan tokoh yang mendorong gerakan feminis bagi wanita pribumi, memberikan wadah pada penulis-penulis wanita, yang ketika itu R.M Tirto Adhi Suryo menjadi rekadaktur di Soenda Berita. S.de Vries menulis bahwa  Soenda Berita adalah 'terbitan Melayu pertama yang memberikan ruang luas untuk pembaca'.

Setelah kepulangan  R.M Tirto Adhi Suryo dari Bacan, ia menerbitkan pula Poetri Hindia dengan keterangan 'Surat Kabar dan Advertentie Buat Istri Hindia'. 

Dalam sebuah tulisan yang kurang tepat tahunnya mengatakan bahwa ' terbitan pertama untuk gerakan wanita pribumi di negeri ini, sejauh diketahui, adalah berkala Melayu bernama Poetri Hindia; terbit di Bandung pada 1909, tetapi dibawah pemimpin pria'.

Pengarang lain yang pada saat itu produktif adalah seorang wartawan yang menurut pram dalam bukunya sang pemula adalah murid dari R.M. Tirto Adhi Suryo yaitu Mas Marco Kartadikromo , dari tangannya terbit beberapa buah buku, di antaranya berjudul Mata Gelap (1914), Student Hidjo (1919), Syair Rempah-Rempah (1919) dan Rasa Merdeka (1924). Juga Semaun menulis roman berjudul Hikayat Kadirun (1924) yang segera dilarang oleh pemerintah.

Ciri dari periode ini adalah pengarang-pengarangnya lebih banyak berpaham kiri,penulisnya disebut penulis liar, sifat dan isi karanganya banyak menghasut rakyat untuk memberontak, bacaan pada tahun ini disebut juga sebgai bacaan liar,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun