Mohon tunggu...
Yoanda Suastanti
Yoanda Suastanti Mohon Tunggu... Buruh - saya

selalu ada jalan untuk orang-orang yang masih menggenggam harapan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Lagu, Pancasila, dan Anak Punk

12 September 2019   00:08 Diperbarui: 12 September 2019   00:29 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Alangkah begitu eloknya negeri ini jika Pancasila dipahami dan diimplementasikan dengan baik. Namun realita mengatakan sejauh ini masyarakaat kita hanya sekedar menghapal dan hanya tahu saja tentang Pancasila. 

Bisa kita bayangkan kita duduk di bangku sekolah dasar sampai perguruan tinggi diberlakukan pendidikan tentang Pancasila namun segelintir saja mau paham dan menjalankan sila-silanya dengan baik. Maka sesungguhnya Pancasila mengandung nilai-nilai universal yang mempunyai cita-cita baik.

Dalam lagu ANAK MERDEKA ini jelas sekali bahwa kita sebagai bangsa yang telah merdeka seharusnya tidak membeda-bedakan ras,agama,budaya dan bahasa karna kita semua sama dimata hukum,tuhan dan pancasila sebagai ideology bangsa.

 Tanpa ada permusuhan apalagi peperangan yang dapat merugikan bangsa Indonesia. Mencintai tanah air kita yang kaya akan alam dan budayanya. Sebagai generasi muda kita wajib bangga akan tanah air kita dan menjaga persatuan dan kesatuan republic Indonesia.

2.A.Pengertian Pancasila bagi komunitas punk

Anak punk yang dikenal dengan tampilan yang urakan,gaya rambut mohwack,bertato merupakan bentuk pemberontakan kepada pemerintah. Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Seperti halnya komunitas TARING BABI yang di bentuk oleh Mike vokalis marjinal. Komunitas taring babi ini adalah salah satu komnitas punk yang terorganisir. Karya mereka amat sangat keritis terbukti dengan lagu-lagu yang mereka ciptakan selalu mengkeritik kebijakan pemerintah yang dinilai sangat menyusahkan rakyat. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.

CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi's, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.

Punk, pasti dalam pikiran kita ketika mendengar kata itu pasti yang terbayang adalah kenakalan dan kerusuhan. Kita semua pasti pernah melihat sekelompok anak-anak berumur 14-18 tahun yang berkeliaran di lampu merah, halte, gang senggol, dan tempat-tempat lainnya yang biasa dijadikan tempat nongkrong anak-anak yang bergaya ala Punk. Berpakaian serba hitam, rambut mowhawk dan atau camuri (cakar muka sendiri), celana ketat serta bau minuman anggur (alkohol) yang harganya "ceban". Awalnya kelompok ini hanya terdapat pada anak-anak band yang mengikuti inspirator mereka dalam bermusik, akan tetapi gaya ala punk ini sudah memasuki gaya hidup ABG sekarang ini. Keberadaan mereka belakangan ini sangat meresahkan karena sering melakukan pemalakan, ngamen secara paksa di dalam angkot-angkot dan sering membuat keributan.Mirisnya lagi, mereka bergaya ala Punk akan tetapi tidak tahu arti Punk itu sendiri dan tidak tahu pula sejarah dan asal muasalnya. Yang mereka tahu Punk adalah anak gaul, anak band, pemberani dll. 

Hal yang demikian ini sebenarnya adalah perusak citra punk sendiri karena tujuan punk sebenarnya adalah menuntut keadilan, serta saling menghargai ke semua orang, entah apa itu suku, etnis dan agama harus bersatu melawan ketidak adilan. Sebenarnya Punk ini merupakan pemberontakan dari anak-anak kelas pekerja yang tidak puas akan sistem politik dan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah karena menyebabkan pengangguran dan juga terjadinya krisis moral, Punk ini juga dijadikan sebagai Ideologi dan aliran musik yang bernuansa sosial, politik, dan budaya. Banyak yang mengartikan punk itu adalah Pemuda Urakan Namun Kreatif, sebenarnya kata punk itu muncul pertama kali di Inggris dari sebuah karya Williams Shakespeares yang berjudul , The Marriage of Lady Windsor .Sebagai sub-kultur, Punk berkembang sekitar tahun 80-an .

Punk sebagai gerakan mengunggulkan rasa toleransi dan kebebasan. Punk, sebagai pemula, yang pertama meneriakkan ketidakadilan dan perlawanan terhadap sistem yang korup, anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak. Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. 

Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal. Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker. Tetapi Punk sebenarnya tidak harus menggelandang dijalan,mabuk-mabukan nggak jelas, berambut mohawk,tatoan, berdandan urakan dan apalagi harus berbuat onar. Pekerja kantoran, mahasiswa, dan pelajar pun bisa dianggap sebagai punkers. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun