Mohon tunggu...
I Wayan Gede Suacana
I Wayan Gede Suacana Mohon Tunggu... Pembelajar, Pengamat Sosial Budaya, Peminat Yoga Asana dan Meditasi

Mengembangkan literasi lewat tradisi baca tulis untuk aktualisasi diri, serta yoga asana meditasi untuk realisasi diri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Sabak atau Karas, Buku Tulis Zaman Dulu

12 Februari 2025   10:23 Diperbarui: 12 Februari 2025   10:37 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Upaya Pelestarian

Dalam beberapa tahun terakhir, ada upaya untuk melestarikan dan mengembangkan kembali penggunaan karas atau sabak sebagai buku tulis. Beberapa seniman dan desainer telah menciptakan karya-karya yang menggunakan karas atau sabak sebagai media, dan beberapa penerbit telah menerbitkan buku-buku yang menggunakan karas atau sabak sebagai cover.
Dengan demikian, buku tulis karas atau sabak masih memiliki tempat dalam dunia modern, dan dapat menjadi sebuah alternatif yang unik dan menarik untuk mereka yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Selain itu, buku tulis karas atau sabak juga dapat menjadi sebuah sarana untuk melestarikan budaya dan sejarah, serta mengembangkan kreativitas dan imajinasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun