Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... Guru - pendidik generasi khoiru ummah

Hai, salam kenal! Saya Santuso, seorang pemuda yang sedang belajar menjadi penulis, linguis, jurnalis, aktivis, dan pendidik Islam ideologis. Konten blog ini saya tulis untuk berbagi inspirasi, informasi, stori, dan nasihat islami. Bila bermanfaat, silakan disebarluaskan. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Agar Tidak Salah Kaprah Baca Quran, Yuk Kita Pelajari Bacaan Ghorib Berikut Ini

3 Februari 2021   19:58 Diperbarui: 11 September 2021   13:32 2993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mistertuso.blogspot.com

Bacaan ghorib yang satu ini ditandai dengan adanya bulatan berbentuk lingkaran kecil (shifir mustadir) di atas huruf. Bulatan kecil di atas huruf ini menandakan bahwa huruf tersebut tidak boleh dibaca panjang, baik ketika waqof (berhenti) maupun washol (bersambung). Contohnya terdapat dalam QS. Ali Imron: 144; Al-An'am: 34; Yunus: 75 & 83; Al-Mu'minun: 46; Al-Kahf: 14, 23, & 38; Al-Insan: 16; Yusuf: 87; Al-A'raf: 103; Muhammad: 4 & 31; Az-Zukhruf: 46; Ar-Ro'du: 30; dan Ar-Rum: 39.

Misalnya  kata afaa-in dibaca afa-in (di QS. Ali Imron: 144); kata malaa-ihim dibaca mala-ihim (di QS. Yunus: 83).

Ada juga bulatan berbentuk lonjong (shifir mustathil) yang berada di atas huruf. Tanda ini bermakna huruf tersebut dibaca panjang pada waktu waqof (berhenti) dan dibaca pendek ketika bacaan washol (bersambung). Contohnya terdapat dalam QS. Al-Kafirun: 4; Al-Kahf: 38; Al-Ahzab di antara ayat 10-11 & di antara ayat 66-67; An-Nahl: 2; Al-Insan: 15; dan Az-Zukhruf: 81.

Misalnya di QS. Az-Zukhruf: 81, huruf na dalam kata fa-anaa dibaca panjang jika waqof dan dibaca pendek jika washol.

Selain itu, ada juga tanda bulatan kecil di atas huruf yang memiliki aturan khusus. Misalnya, setiap kata tsamuuda (contohnya di dalam QS. Huud: 68; Al-Furqon: 38; An-Najm: 51) dibaca pendek jika washol dan dibaca sukun jika waqof (menjadi: tsamuud). Aturan khusus lainnya juga terdapat dalam QS. Al-Insan: 4 yaitu huruf la pada kata salaasila dibaca pendek jika washol namun bisa dibaca sukun atau dibaca panjang 1 alif jika terpaksa waqof. Begitu pula di QS. Al Insan: 16, jika waqof di kata yang bertanda bulatan kecil, maka ro-nya dibaca sukun (menjadi: qowaariir).

3. Hurufnya shod tapi dibaca sin

Bacaan ghorib yang selanjutnya adalah tulisan dan bacaan bisa berbeda, yaitu tulisan shod justru dibaca sin. Bacaan ini ada yang bersifat wajib dan ada juga yang bersifat opsional (boleh memilih). Adapun yang bersifat wajib terdapat dalam QS. Baqarah: 245 dan Al-A'rof: 69, huruf shod harus dibaca sin. Kata yab shuthu di baca yab suthu dan kata bashthotan dibaca basthotan.

Namun, ada juga yang bersifat opsional (boleh memilih), misalnya dalam QS. Ath-Thur: 37. Di dalam ayat tersebut, ada tulisan shod yang bisa tetap dibaca shod tapi boleh juga dibaca sin. Kata amhumul mushoitirun boleh dibaca tetap amhumul mushoitirun tapi boleh juga dibaca amhumul musaitirun.

 4. Harokatnya fathah tapi boleh dibaca dhommah

Bacaan ghorib ini terdapat pada QS. Ar-Ruum: 54. Dalam ayat tersebut, kata dho'fin tetap dibaca dho'fin tapi boleh juga dibaca dhu'fin; kata dho'fan tetap dibaca dho'fan tapi boleh juga dibaca dhu'fan.

5. Tidak boleh membaca basmalah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun