Mohon tunggu...
Steward Choirun Annisah
Steward Choirun Annisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Penguatan Karakter Guru BK

4 Desember 2021   16:41 Diperbarui: 4 Desember 2021   16:47 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bimbingan menurut Djumhur dan Moh. Surya (1975) adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat self understanding (kemampuan memahami dirinya), self acceptance (kemampuan untuk menerima dirinya), self direction (kemampuan untuk mengarahkan dirinya), dan self realization (kemampuan merealisasikan dirinya) sesuai dengan potensi dan kemampuan. Konseling menurut beberapa ahli, salah satunya adalah menurut Jones (Insano, 2004:11), adalah hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien yang dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap hidupnya.

Sedangkan definisi bimbingan konseling secara umum adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang konselor kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah dengan memanfaatkan potensi kemampuan individu tersebut hingga tercapainya suatu tujuan yaitu dapat terpecahkannya masalah yang sedang dihadapi sehingga individu tersebut dapat memperoleh kesejahteraan dalam hidupnya.

 Bimbingan dan konseling pastinya memiliki tugas dan fungsi yang banyak dan beragam. Semua tugas dan fungsi bimbingan konseling sudah tercantumkan dalam berbagai undang-undang dan peraturan kementerian. Pada dasarnya, tugas pokok dan fungsi bimbingan dan konseling adalah berusaha memberikan bimbingan kepada konseling/peserta didik agar mampu mengatasi permasalahan pada dirinya. Adapun tugas pokok dari bimbingan dan konseling adalah; 

(1) menyusun rencana pelayanan BK; 

(2) melaksanakan pelayanan BK; 

(3) mengevaluasi prosen dan hasil pelayanan BK; dan (4) melakukan perbaikan tindak lanjut dengan memanfaatkan hasil evaluasi. 

Sedangkan fungsi guru BK di sekolah sebagai penyedia layanan bimbingan dan konseling menurut ABKIN (2008) sebagai berikut; 

(1) fungsi pemahaman, yaitu guru BK membantu agar konseli/peserta didik memiliki pemahaman terhadap dirinya; 

(2) fungsi penyesuaian, yaitu guru BK membantu konseli/peserta didik menyesuaikan diri dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif; 

(3) fungsi fasilitasi, yaitu guru BK memberi kemudahan kepada konseli/peserta didik untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang; 

(4) fungsi penyaluran, yaitu perlunya bekerja sama dengan pendidik lain di dalam maupun di luar lembaga pendidikan itu sendiri; 

(5) fungsi adaptasi, yaitu guru BK membantu pelaksana pendidikan untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli/peserta didik; (6) fungsi pencegahan, yaitu guru BK mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya; 

(7) fungsi perbaikan, yaitu guru BK membantu konseli/peserta didik sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan, dan bertindak; 

(8) fungsi penyembuhan, yaitu berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli/peserta didik yang mengalami masalah, baik masalah pribadi, sosial, belajar, maupun karir; (9) fungsi pemeliharaan, yaitu guru BK membantu konseli/peserta didik supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif dalam dirinya; dan (10) fungsi pengembangan, yaitu berupa teknik bimbingan yang dapat digunakan adalah, pelayanan informasi, tutorial, dan diskusi kelompok/arah pendapat.

Menurunnya motivasi belajar dalam peserta didik ataupun kesehatan mental seorang peserta didik bisa disebabkan banyak hal. Baik dari hal intrinsik maupun dari hal ekstrensik seperti, rasa malas, sedang tidak enak badan, adanya masalah keluarga, tekanan dari orang tua, serta bisa juga masalah di sekolah, baik dari teman, guru, maupun warga sekolah yang lain. Disinilah diperlukannya peran penting seorang guru BK. Namun dalam beberapa kasus, guru BK tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Peran guru BK sangat berkebalikan dengan yang diharapkan oleh peserta didik.

Di dalam penulisan artikel ini, penulis menggunakan metode literatur dan melakukan survei secara terbuka berupa pengisian google form  tentang bagaimana dampak dari masalah yang dikaji dalam artikel ini.

Motivasi belajar adalah dorongan dan dukungan yang berasal dari dalam maupun dari luar diri individu yang menimbulkan semangat dalam proses pembelajaran yang diharapkan dalam individu tersebut. Tujuan meningkatkan motivasi belajar adalah siswa dapat menguasai semua mata pelajaran yang sudah diberikan oleh guru dan dapat menambah semangat belajar yang tinggi. Kesehatan mental menurut WHO adalah keadaan sehat utuh secara fisik, mental,dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Artinya, seseorang dinilai sehat apabila terjadi keseimbangan yang baik antara kondisi fisik dan mentalnya.

Dalam meningkatkan motivasi belajar dan penanganan kesehatan mental, diperlukan upaya guru BK untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh seorang konseli sehingga guru BK harus mampu memberikan dukungan dan motivasi, konseling, serta solusi untuk menghadapi masalah tersebut dan mencegah seorang anak terkena gangguan mental. Dengan diberikan bimbingan dan konseling, maka siswa akan merasa didukung, diperhatikan, dan dimengerti. Namun, apabila guru BK tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka akibatnya akan berkebalikan dengan yang diharapkan oleh seorang konseli/peserta didik dari guru BK.

Dari 31 peserta didik yang mengikuti survey tentang permasalahan BK di masing-masing sekolah mereka, sebanyak 87% dari peserta didik tersebut pernah berurusan dengan guru BK. Jenis pelanggarannya pun bermacam-macam, seperti telat sekolah, kelengkapan seragam, membawa alat elektronik, menjahili teman, jarang mengikuti pelajaran di kelas, serta penyalahgunaan laptop. Beberapa dari peserta didik mengatakan bahwa, adanya perkataan guru BK yang sampai menyakiti hati mereka, perkataan tersebut berupa amarah yang sampai berkata kasar sehingga membuat peserta didik merasa terpojokkan dan tersinggung, serta pernyataan yang cukup meremehkan peserta didik dan juga adanya guru BK yang menyebarkan cerita siswa kepada orang lain.

Dari beberapa perilaku guru BK tersebut, beberapa peserta didik mengatakan bahwa hal tersebut cukup mempengaruhi motivasi belajar mereka dan pengaruh ke mental mereka. Adanya peserta didik yang sampai meninggalkan kelas saat pelajaran berlangsung disebabkan oleh tidak fokusnya pikiran serta perasaan tidak enak hati dan juga stress yang membuat mental mereka tertekan. Belum lagi dengan para peserta didik yang sudah memiliki masalah dari sebelum mereka akan berangkat menuju sekolah.

Menjadi guru BK itu berarti kita sudah siap secara fisik dan mental untuk menjadi konselor yang dapat menyelesaikan masalah seorang konseli, khusunya seorang peserta didik serta dapat memberikan dukungan kepada peserta didik tersebut. Kehadiran seorang guru BK bukan menjatuhkan semangat dan mental seorang peserta didik, tetapi guru BK yang harus membangkitkannya. Berbagai kejadian di atas mengingatkan tentang bagaimana kepribadian seorang konselor. Perlu adanya evaluasi diri sehingga menjadikan guru BK menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya karena sebenarnya para peserta didik tersebut butuh untuk didampingi bukan malah sebaliknya.

Evaluasi diri pertama kali yang harus kita lakukan adalah, apakah kita sudah selesai dengan masalah diri sendiri? Karena menyelesaikan masalah orang lain berarti kita sudah mampu untuk menyelesaikan masalah kita sendiri. Adanya masalah diri sendiri yang belum diselesaikan membuat dampak yang sangat besar terhadap kita dan orang-orang yang di sekeliling kita. Selanjutnya, ingat bahwa guru BK adalah guru bimbingan dan konseling, yang seharusnya memberikan solusi, bimbingan, dan nasehat dengan tutur kata yang baik. 

Ajak peserta didik berkomunikasi dengan baik, sehingga peserta didik tersebut dapat terbuka dan bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada mereka sehingga mereka melakukan suatu pelanggaran tersebut. Beri mereka sebuah motivasi agar mereka perlahan dapat berubah dan agar mereka mampu percaya dengan kemampuannya serta arahkan mereka ke tujuan yang akan dicapai. 

Namun, seorang guru BK pun juga harus dapat menjaga rahasia seorang peserta didik yang diceritakan kepada guru BK tersebut. Karena pada dasarnya, seorang guru BK harus mampu menjadi pribadi yang dapat menjaga rahasia dari seorang konseli, khususnya seorang peserta didik dalam kasus permasalahan ini.

Upaya lain yang dapat dilakukan adalah berikan layanan infromasi yang sebenar-benarnya, gunakan metode belajar yang bervariasi agar mereka tidak mudah jenuh dalam belajar serta ajak mereka untuk berdiskusi bagaimana solusi untuk mewujudkan peraturan yang dapat berjalan secara efektif. Jadilah guru BK yang berpenampilan menarik, menyenangkan, dan pribadi yang solutif. Ubah mindset para peserta didik selama ini tentang seorang guru BK. Ingat bahwa tujuan seorang konselor adalah memberikan layanan bukan yang seperti menjatuhkan semangat dan mental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun