Mohon tunggu...
Steven Saunoah
Steven Saunoah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira-Kupang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah hobi saya. Terkadang menulis membuat saya mengekspresikan jiwa saya ke dalam tulisan. Tulisan yang selalu saya senangi adalah puisi. Karya sastra sederhana itu membuat saya menemukan kembali jiwa saya yang kadang pula rapuh sebagai manusia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Militansi Gereja dalam Menjaga Eksistensi Kebangsaan

3 November 2022   20:29 Diperbarui: 3 November 2022   20:58 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam tata laksana kebangsaan Indonesia menjabarkan misinya dengan berbasis pada ideologi bangsa yakni Pancasila. Nilai dari kelima silanya telah menjadi roh bangsa ini. 

Sebagai Dasar Negara, Pancasila telah meletakan inti terdalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Paham, spirit, dan arah bangsa Indoesia telah terkristal dalam pancasila sebagai asas bangsa. Kebijakana pemerintahan dalam koteks Indonesia selalu diselarasakan dengan nilai luhur pancasila sebagai pedomannya.

Gereja dalam berbagai misinya yang telah diuraikan di atas merupakan sebuah perwujutanjati diri bangsa. Gereja bersama bangsa mengusahakan kehidupan politik yang baik, kehidupan ekonomi yang layak dan pendidikan yang berdaya ubah. 

Nilai-nilai pacasila diterjamahkan secara sempurna dalam setiap misi Gereja.

Dengan demikian, gereja dan negara sekali lagi berada dalam sebuah kolaborasi harmonis yang pada akhirnya mengarahkan kepada kebaikan bersama dan juga kepenuhan hidup bersama Allah

Penutup

Spirit utama Konsili Vatikan II adalah keterlibatan. Masuknya gereja ke dalam dunia bukan sebuah jalan profan. Gereja bahkan melihat dirinya yang sebelumnya menutup diri sebagai sebuah bentuk keterasingan.

Dengan apakah Gereja diuji, dengan apakah gereja menyatakan diri? Hal yang paling menonjol adalah bahwa gereja melihat dirinya sebagai sumber kebenaran. Dalam praktek malah terjadilah sebuah keterasingan seolah gereja berada di luar dunia.

 Pembaharuan dalam Konsili vatikan II merupakan sebuah usaha "membasuh" diri dalam dunia. Artinya bahwa gereja yang sebelumnya kaku itu dituntut untuk mengamalkan ajaranya dalam konteks dunia paling nyata. 

Gereja harus terus menyelarasakan dirinya dengan mausia dan sejarhnya yang terus berkembang. Pada titik itu, gereja benar-benar harus menempatkan diri di manakah ia harus mewarta dalam situasi dunia saat ini.

Kolaborasi gereja dan negara merupakan bentuk nyata bagaimana gereja telah membaharui dirinya. Sekalipun tetap berada dalam eksistensi masing-masing, gereja dna negara berada dalam sebuah kolaborasi misioner. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun