Mohon tunggu...
Kapten Jack Sparrow
Kapten Jack Sparrow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Instagram: stvnchaniago, Email: kecengsc@gmail.com, Youtube: FK Anime,

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Mana Lebih Unggul: Drakor, Anime, atau Sinetron?

24 Agustus 2020   08:01 Diperbarui: 24 Agustus 2020   17:44 3851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tayangan televisi. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Di tengah pesatnya perkembangan zaman, semakin banyak pula kategori film bermunculan. Ada Korea Selatan yang unjuk gigi kepada dunia melalui drama korea dan Kpop. Jepang pun dapat menarik minat orang-orang di seluruh dunia dengan Anime dan Manga khas Jepang.

Indonesia pun sebenarnya juga punya ciri khasnya sendiri dalam bidang film. Ya kalian benar, sinetron. Namun tak seperti drakor ataupun anime, sinetron sepertinya kurang menarik minat masyarakat luar. 

Jangankan netizen Internasional, warga Indonesia sendiri saja terutama remaja dan milenial terlihat kurang menaruh minat menonton sinetron.

koleksi Pribadi
koleksi Pribadi

Apa yang membuat sinetron Indonesia menjadi kurang digemari? Mari kita coba cari tahu dengan membandingkan sinetron dengan anime dan drakor dari beberapa aspek berikut.

1. Alur/Plot

A. Anime
Jalan cerita anime yang unik, kreatif dan detail oriented selalu memikat para wibu (penggemar anime) di seluruh dunia. Meskipun sebagian besar anime mengambil tema fiksi/karangan, namun sang penulis tak pernah lupa untuk memberi plot unik yang biasa disebut plot twist oleh sebagian penggemar. Hal itu dilakukan agar anime selalu menarik ditonton dan ending yang tak bisa ditebak.

Kita ambil contoh anime Naruto. Siapa yang menyangka kalau pemeran penting dan dicintai seperti Neji Hyuga akan kehilangan nyawanya dalam perang dunia shinobi ke-4? Atau anime One Piece, dimana karakter kesayangan fans, Portgas D. Ace harus merelakan hidupnya di tangan Akainu guna menyelamatkan Luffy sang karakter utama?

B. Drama Korea
Beberapa hari yang lalu saya menulis artikel berjudul "Plot Drama Korea 50% Sama, Kenapa Masih Digemari?" yang kala itu berhasil masuk ke laman utama Line Today dan memancing kontroversi di kolom komentar.

Netizen mengatakan kalau plot drama yang monoton hanya terjadi pada drama romantis saja, tidak pada genre yang lain. Setelah saya recall, ternyata benar plot drama korea sangatlah unik.

Plot twist yang paling saya hampir menangis adalah saat menonton drama "Who Are You: School 2015" dimana saya sungguh nge-ship Lee Eun-bi agar jadian dengan Gong Tae-kwang. Ehh ujung-ujungnya malah Lee Eun-bi pacaran sama Han Yi-an, duhh sedihnya.

C. Sinetron
Meskipun sinetron kini menjadi hujatan dikalangan para remaja, sejatinya pernah ada beberapa judul dengan plot yang bagus pada masanya.

Sinetron "Putih Abu-Abu" (2012-2013) dan "Diam-Diam Suka" (2013-2015) adalah sinetron favorit saya kala duduk di bangku SMP. Kedua sinetron tersebut digawangi girl group asal Indonesia yakni BLINK yang berisikan Febby Rastanty, Agatha Pricilla, Sivia Azizah, dan Alyssa Saufika (Ify).

Jujur saya sangat suka dengan plot anak remaja dan kasus bullying yang sedang tenar pada tahun 2013 sampai 2015 tersebut. Sayang, plot yang bagus tersebut tak pernah lagi saya temui di sinetron-sinetron setelahnya bahkan sampai 2020 ini.

2. Editing

A. Anime
Wahh, kalau dari editing saya rasa kita semua bisa sepakat kalau editing anime adalah yang terbaik. Dengan pemeran yang bukan manusia alias hasil gambaran sang penulis, skill editing tingkat tinggi pun menjadi fondasi agar setiap move yang ada di anime menjadi terlihat real dan seakan mempunyai nyawa.

Walaupun banyak yang harus diedit, ternyata kebanyakan editor anime dapat melakukan semuanya dengan hampir sempurna. Meskipun ada kesalahan kecil, toh namanya manusia pasti bisa membuat kesalahan dong?

Kita ambil saja contoh anime "Kuroko No Basket" yang menurut saya editingnya jenius. Lihat efek cahaya yang ada di mata setiap pemain saat mereka memasuki Zone yang sesuai dengan warna rambut mereka. Aomine diberi efek berwarna biru, Kise dengan warna kuning, Kagami yang khas dengan warna merah, dll. Editing simpel namun cerdas inilah yang membuat anime ini melekat di benak para penonton.

B. Drama Korea
Sebenarnya proses editing dalam drama korea tidak sebanyak anime dikarenakan pemerannya yang adalah manusia sungguhan. Praktis, editing drama korea lebih banyak kearah transisi.

Namun begitu, editor drakor juga sangat detail-oriented sama halnya dengan editor anime. Hal ini sendiri sudah sering terbukti dari beberapa drama yang saya tonton.

Mengambil contoh editan berkelas drakor, yang paling membekas di benak saya tentu scene di drama "While You Were Sleeping". Kalian sudah pasti bisa menebak kan scene apa? Ya, scene saat Suzy jatuh dari atap rumah sakit. Saat itu Suzy secara dramatis menjatuhkan dirinya setelah tidak ada orang yang memercayai ucapannya. 

Namun, siapa sangka scene tersebut dibuat menggunakan busa yang dilapisi kain hijau sebagai green screen agar bisa diedit seperti jalan raya. Anda salah satu yang kagum juga dengan scene tersebut?

C. Sinetron
Sinetron di Indonesia sepertinya tidak banyak menampilkan adegan dengan editing tingkat tinggi. Entah editor di Indonesia yang masih minim pengetahuan atau keengganan produser menyewa editor berkelas, yang jelas editing sinetron cukup tertinggal bila dibandingkan dengan anime dan drakor. Hal ini pun turut berkontribusi signifikan dalam menurunnya kualitas sinetron Indonesia.

Namun, hal ini sudah menjadi yang lumrah bagi warganet Indonesia, bahkan menjadi bahan ledekan atau memes. Bukan tanpa alasan, lihat saja salah scene sinetron di salah satu stasiun TV dibawah ini.

3. Daya Tarik

A. Anime
Banyak aspek dan konsep yang membuat anime unik dan dapat membuat masyarakat luas jatuh hati. Hal ini pun sudah saya buktikan sebagai penonton setia anime Naruto, Boruto, Kuroko No Basket dan One Piece selama beberapa tahun terakhir.

Hal kecil yang membuat anime menarik salah satunya adalah karena pengisi suara yang sesuai dengan karakter yang diisi suaranya. Bahkan, beberapa karakter justru sangat lekat dengan masyarakat karena suaranya yang khas.

Ingat dengan sosok Pica si manusia batu yang dilawan Roronoa Zoro di One Piece Arc Dressrosa? Siapa yang bisa lupa dengan suara Pica dan caranya tertawa? Sosok yang diledek Zoro karena suaranya yang cempreng ini pun mengundang gelak tawa penonton. Sampai sekarang pun bila berbicara mengenai Pica, pasti suaranya yang akan disinggung pertama kali.


B. Drama Korea
Apa? Visual? Ya, Kompasianer benar sekali. Daya tarik utama dari drama korea apalagi kalau bukan ketampanan dan kecantikan dari sang aktor dan aktris.

Ini juga sudah saya sebut dalam artikel saya sebelumnya, dimana Song Joong Ki, Hyun Bin, Lee Jong Suk, dan Lee Min Ho adalah sosok yang harus mereka hire oleh seorang produser apabila ingin drama besutannya laris manis.

Sedangkan untuk aktris, nama beken seperti Kim Ji Won, Song Hye Kyo, Bae Suzy, Kim So Hyun dan Park Shin Hye adalah jaminan sukses untuk sebuah drakor.

C. Sinetron
Sinetron tidak kalah dalam hal daya tarik dari anime dan drakor. Sinetron sendiri sepertinya memfokuskan pasar mereka kepada ibu-ibu berusia 30 tahun keatas. Pasalnya, daya tarik yang disuguhkan oleh sinetron sangat pas sekali dengan minat ibu-ibu zaman sekarang.

Moms zaman now sepertinya tertarik dengan adegan sedih yang ditayangkan oleh sinetron. Semisal menantu yang disiksa mertuanya, istri yang diselingkuhi suaminya, atau bahkan adegan di rumah sakit sehabis terjadi kecelakaan. 

Hal ini sendiri sangat masuk akal mengingat empati orang Indonesia, terutama ibu-ibu yang sangat tinggi terhadap sesama. Jadi, seakan mereka juga merasakan penderitaan mereka yang ditindas di dalam sinetron tersebut.

Formula tersebut sangat melekat pada sinetron dan terbukti ampuh menarik minat kaum ibu-ibu di Indonesia. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut, bahkan stasiun TV tersebut bisa dibilang cemerlang dalam memenuhi keinginan masyarakat.

Namun sedikit kritik, ada baiknya beberapa formula dirangkai menjadi lebih kreatif sehingga anak muda pun tertarik menonton sinetron. Karena untuk menyasar pasar Internasional seperti anime dan drakor, kontribusi remaja milenial sangat diperlukan. 

Terbukti kan, anime dan drakor digandrungi oleh seluruh dunia karena anak mudanya yang memberi support terhadap perkembangan industri film di negara mereka masing-masing.

***

Itulah perbandingan yang bisa saya buat mengenai anime, drakor dan sinetron dari beberapa aspek. Ayo sinetron Indonesia berbenah, jangan mau kalah sama drakor dan anime!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun