Mohon tunggu...
Steven Saunoah
Steven Saunoah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Fakultas Filsafat UNWIRA-KUPANG
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Terkadang menulis membuat saya mengekspresikan segala jiwa. Tulisan yang saya senangi adalah puisi. Jika jatuh maka bangkit lagi. Never Give Up.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Loyalitas Kebijakan Gubernur NTT dalam Keterbatasan Manusia NTT

22 Maret 2023   13:04 Diperbarui: 22 Maret 2023   13:13 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi

Lebih jauh dalam analisis penulis, bahwa problem utama manusia NTT ialah mengenai melek aksara (buta huruf), yang sudah lama menjadi model pendidikan manusia NTT. Model pendidikan primitive itu terus terbawa hingga pada perkembangan pendidikan selanjutnya. 

Problem ini didasarkan pada bentuk budaya manusia NTT yang secara khusus belum mengenal bentuk literasi (budaya mebaca dan menulis), dan belum adanya peninggalan literasi dalam bentuk tulisan. Akhirnya merujuk dalam pembiasaan literasi visual yang dikenal dalam setiap budaya dengan ungkapan; petuah-petuah, takanab hingga pada syair-syair. Hal tersebut pula bila disandingkan dengan kebijakan Gubernur NTT, maka manusia NTT akan sampai pada pemahaman yang keliru; biar sekolah saja yang penting bisa tamat.

Sedangkan dalam pemaknaan lebih jauh bahwa kebijakan yang dibuat merupakan suatu tatanan pola hidup baru. Karena, Gubernur NTT melalui kebijakannya menantang manusia NTT untuk berani memakai cara hidup baru dalam pemaknaan cara hidup lama. Namun hal ini, masih merupakan persepsi penulis dalam pemaknaan lebih jauh atas kebijakan yang dibuat. Penulis secara tegas menghalalkan tujuan dari kebijakan yang dibuat yaitu meningkatkan kedisplinan lembaga pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan peserta didik. Namun penulis tidak menghalalkan strategi yang dilaksanakan. Apakah ruang privat manusia NTT menjadi ruang public kebijakan Gubernur NTT?

PENGETAHUAN SEBAGAI CARA BERADA 

 Kegiatan mengetahui merupakan aktivitas khas manusia. Dikatakan khas, karena diantara ciptaan yang ada hanya manusia yang mampu melakukan kegiatan ini. Kegiatan ini merupakan instrument bagi manusia untuk berpengetahuan. Dan isi pengetahuan manusia tidak lain adalah hidup manusia itu sendiri. Secara tegas kebijakan yang dibuat masih menggambarkan manusia NTT yang belum keluar dari zona melek akzara.

Penelitian, pengkajian, hingga keputusan yang jelas akan sangat memampukan tercapainya suatu kebijakan demi kebaikan bersama. Pemberdayaan literasi merupakan wadah yang tepat dalam meningkatkan mutu pendidikan di NTT. Pra-sarana hingga pada pengaktualisasi yang penuh pemahaman juga menjadi jembatan dalam peningkatan mutu peserta didik, sehingga menghindari pemerkosaan terhadap keutamaan manusia yang idealnya memiliki esensi kebebasan, kehendak, dan akal budi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun