Demikian halnya dengan karunia-karunia rohani. Semua bermanfaat pada masa kini untuk mengarahkan dan mempersiapkan kita memasuki akhir zaman yang sebenarnya. Pada waktu kita kelak sudah sampai ke sana, karunia-karunia rohani tidak lagi diperlukan. Terlalu mengagungkan karunia rohani sampai mengabaikan kasih sama dengan mementingkan petunjuk jalan dan rambu lalu lintas daripada tempat tujuan.
Kasih bukan hanya sebuah petunjuk jalan menuju kekekalan. Kasih adalah cicipan dari kekekalan itu. Kasih bukan sekadar sebuah kewajiban kekristenan. Kasih merupakan tujuan akhir kekristenan: kasih kepada Allah Tritunggal dan kasih kepada sesama orang kudus di surga kelak. Jadi, esensi kekristenan tidak pernah berubah: kasih kepada Allah dan sesama (Mat. 22:36-40). Semua hal dalam kekristenan harus diarahkan kepada dan untuk melayani tujuan ini.