Mohon tunggu...
Stephani Getta
Stephani Getta Mohon Tunggu... Freelancer - Apa saja yang ada di kepala ditulis

lebih suka berimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sulung

22 Januari 2020   15:57 Diperbarui: 22 Januari 2020   16:02 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sebisa mungkin hari ini aku menghadapi hari. Setelah kemarin tidur dengan pikiran mengendap di kepala. Badai dahsyat semalam sudah membuatku cukup tak karuan. Beberapa teman menebak-nebak, aku habis menangis atau kurang tidur. Ku pikir dengan tidur semua bekas rasa kecewa akan hilang. Ternyata tidak.

Tentu saja, tidak mungkin pagar rumah akan kembali utuh keesokan harinya ketika diterjang badai besar semalaman. Begitu juga perasaan. Agak sedikit menakutkan ketika kau bisa langsung menghapusnya dan bisa lupa hanya dengan tidur semalam. Mungkin paling tidak kau harus tidur seminggu, karena ketika bangun bahkan kau tidak ingat seminggu yang lalu tidur dimana.

Sebisa mungkin hari ini aku duduk di depan layar dan menari-narikan jemari menceritakan bagaimana perasaanku hari ini. Kosong. Seperti yang pernah terjadi saat itu. Kosong, sehingga tadi pagi berusaha kuisi dengan persiapan sebuah acara. Harapanku hari ini aneh, biasanya aku ingin rapat cepat selesai, hari ini aku was-was rapat akan berakhir lebih cepat. Aku khawatir kembali kosong dan melompong. Seperti badai yang kuceritakan sedari tadi, menyapu bersih dan tidak menyisakan satupun.

Sebisa mungkin kuisi kepala dengan suara sekeras-kerasnya. Terimakasih My Chemical Romance, I'm not Okay mu mengalahkan suara-suara lain di kepalaku. Ada suara aneh dari dalam kepala yang berbisik tapi sangat tajam, "kamu gagal" "kamu bukan contoh yang baik" "kamu stress". 

Sedari kemarin itu yang ada di kepala. Berputar dan berkutat berusaha menjadi racun untuk aku yang sedang berusaha jadi baik. Sudah berusaha aku tenangkan dengan "itu hanya emosi yang sedang menguasai" tapi sulit. Cepat-cepat kusadari, ternyata kosong itu jeda menuju ke lagu selanjutnya. Sekarang Goo Goo Dolls segera mengisi jeda itu dengan lantang "When everything's meant to be broken, I just want you to know who I am"

Kenapa harus selalu membuktikan diri? Dengan membuktikan bahwa apa yang kalian pikir tentang aku itu salah. Mengapa harus membuktikan sesuatu? Mengapa harus menjadi contoh? Mengapa tidak bisa hanya berjalan tanpa harus menjadi panutan? 

Mengapa kalian harus melihat contoh? Apakah ada yang kurang di pelajaran dan pengalaman kalian soal baik dan buruk? Mengapa membuat hal itu menjadi sesuatu hal yang harus aku tanggung? Bukankah kalian sudah cukup mahir soal benar dan salah? Pernahkah kalian tahu soal perasaan gagal menjadi contoh?

Maaf kalau akhirnya ada hal-hal yang membuat kalian tidak bisa punya contoh yang baik. Aku hanya sedang menjadi manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun