Mohon tunggu...
Stephanie Maria Mantiri
Stephanie Maria Mantiri Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Menuangkan imajinasi ke dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bangkit

8 Juni 2022   22:03 Diperbarui: 8 Juni 2022   22:13 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku terantuk batu besar
Terjelembab meringis sakit
Tak masalah bagi diriku
Seribu lembah sudah kulalui

Cemooh orang sakit rasanya
Pisau tajam menunjukku berang
Hati kecil teriris perlahan
Nasihat busuk jadi dalih ampunan

Semangatku menyala sepanas api
Walau kadang dirundung ludah cacian
Walau kadang disambut hujan air mata
Aku buat bendunganku sendiri

Mereka bilang aku rongsokan
Tak akan mungkin berubah jadi intan
Mereka tidak pandai memilah
Rongsok bisa jadi berharga

Aku bilang aku pejuang
Berjuang atas kemauanku
Berjuang atas kebebasan diriku sendiri
Bebas dari cercaan kotor

Sepuluh kali bumi kuitari
Bumi belum merestui
Tanganku masih berpegang
Pada ujung tebing harapan

Ada milyaran hari berlari
Hitunglah bintang di langit
Hingga bintang terakhir kusebut
Aku berhenti saat itu juga

Aku tak pernah tahu
Kapan perjuanganku selesai
Tekadku berjarak dari binasa
Musnahlah kata putus asa

Walau hanya makhluk fana
Aku ingin berguna
Seperti bejana yang melindungi air
Berjuang tiada akhir

Aku tak sabar menanti masa depan
Menanti waktuku jatuh kembali
Jatuhku memang sudah biasa
Bangkitku amat luar biasa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun