Mohon tunggu...
Stella SritamarAmabi
Stella SritamarAmabi Mohon Tunggu... Mahasiswa Pascasarjana FKKMK UGM

~One thing i believe is that everything happens for a reason

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pulih: Saatnya memeluk luka dan menemukan dirimu kembali

11 Oktober 2025   00:00 Diperbarui: 11 Oktober 2025   00:00 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Di tengah deru dunia yang menuntut kita untuk terus berlari, pernahkah kamu berhenti sejenak dan merasa hampa? Kamu melihat berbagai postingan di media sosial yang penuh dengan pencapaian, tawa dan kesuksesan orang lain, lalu menatap dirimu sendiri dan bertanya, "Kenapa aku tidak bisa seperti itu?" bertanya dan tak jarang menyalahkan diri.

Dalam diam, kamu mungkin sedang memeluk erat luka yang tak terlihat. Trauma masa lalu, kegagalan yang menyakitkan, mungkin juga kamu adalah dia yang selalu dianggap terbelakang, tidak bisa apa-apa, hingga tak jarang merasa lelah dan mustahil untuk melangkah lagi. "Lemah!", yaa begitu kata orang-orang.

Jika kamu merasakan ini, ketahuilah: kamu tidak sendiri.-Seperti kaca yang menahan retak, seperti bisikan yang nyaris tak terdengar. Ketahuilah, tidak ada yang salah dengan itu. Kerapuhan bukan dosa besar, melainkan sebuah pengakuan tulus dari jiwa yang telah berjuang begitu keras.  Berhenti sejenak adalah kesempatan mendengar- Waktunya untuk tidak lagi melawan, tapi untuk menerima semua perasaanmu. Temukan kekuatan dalam kerapuhan itu, menerima keadaanmu, mempelajari lukamu dan kembali tumbuh menjadi pribadi yang baru dengan versi dirimu yang lebih bijaksana.

Gantilah semua suara di kepalamu yang berkata "tidak mungkin". Ganti semua dinding pembatas diri yang kau bangun tanpa sadar. Mulailah dari hal kecil, bangun perlahan, tak perlu tergesa-gesa untuk berlari. Terkadang, kembali berdiri tegak setelah terjatuh adalah sebuah kemajuan yang luar biasa. Tak apa tak langsung maju, karena tetap berdiri adalah awal dari segala kemenangan itu.

Mari, kembali melihat semua peti duka yang selama ini kau panggul. Tidakkah pundakmu lelah? Inilah saatnya. Beri izin dirimu untuk meletakkannya satu per satu, dan bebaskan jiwa yang selama ini terkurung di dalamnya.

Kembalikan dirimu ke jalan yang seharusnya, untuk menjalani hidup yang teramat singkat dan tak bisa diulang ini. Kau sudah melewati begitu banyak hari kemarin dengan ragu, takut, dan cemas. Tapi lihat! Kau berhasil melewatinya. Kau masih di sini. Lalu, bagaimana jika sisa hari-hari di depan kau jalani dengan cara yang berbeda? Bagaimana jika kali ini, kau memilih untuk maju dengan penuh berani? Setiap detik yang lewat adalah kenangan yang tak akan kembali. Jangan biarkan ia habis hanya untuk keraguan.

Maka, mari... Kembalilah menjadi utuh. Sudahi kerapuhan ini bukan dengan menyangkalnya, tapi dengan merangkulnya hingga ia menjadi kekuatan. Buatlah janji pada dirimu sendiri---sosok yang paling setia menemanimu---bahwa kau akan terus mencintainya, memeluknya saat ia goyah, dan menghidupi setiap nafasnya dengan seutuhnya.

Selamat, untuk dirimu yang luar biasa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun