Mohon tunggu...
Steffy Kusuma
Steffy Kusuma Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbeda Namun Sama-sama Menarik

26 Februari 2018   01:12 Diperbarui: 26 Februari 2018   01:19 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Meski sudah tidak ramai di perbincangkan, namun topik mengenai para tokoh politik Anies-Sandi dan Ahok-Jarot masih dapat menarik perhatian dimata masyarakat Indonesia. Banyak sekali video di Sosial Media Youtube yang membahas mengenai tokoh politik tersebut dan mendapat like dan viewers yang cukup tinggi.

Kali ini saya akan mencoba membahas mengenai dua video dari Dedi Corbuzier dan Pandji Pragiwaksono. Kedua video ini sama-sama membahas mengenai politik yang ada di Indonesia. Meski keduanya sama membahas mengenai politik di Indonesia, namun cara pengemasan dan penyampaian isi video antara Dedi Corbuzier dan Pandji Pragiwaksono sangat berbeda.          

Sebelum berbicara lebih jauh mengenai video tersebut, sebelumnya saya akan menjelaskan bagaimana suatu video dapat dikatakan sebagai video yang berkualitas. Menurut Krol, terdapat enam factor yang dapat membuat youtube memiliki konten yang berkualitas dan sukses. Enam factor tersebut yaitu:

  • Consisting Posting
    Konsisten mengunggah video baru secara rutin. Atau minimal satu minggu sekali.
  • Using an angle
    Mencari sudut pandang yang pas. Sudut pandang sangat berperan penting dalam kualitas video dan sudut pandang yang bervariasi dapat membuat penonton lebih tertarik untuk melihat.
  • Content quality
    Kualitas gambar video harus bagus, agar gambar terlihat menarik.
  • Incorporate your products into the videos
  • International Content
  • Delivering entertainment
    Pesan yang disampaikan dikemas dalam bentuk hiburan.

Jika dilihat dari kedua video tersebut, video Pandji Pragiwaksono memiliki penjelasan yang sangat panjang, penonton benar-benar diajak berfikir secara perlahan. Angle pengambilan gambar yang digunakan Pandji juga sangat monoton dan tidak bervariasi, sehingga kadang membuat sedikit terasa membosankan. Namun dari sudut penyampaian pesan, video Pandji sangatlah menarik.

Berbeda dengan video Pandji Pragiwaksono, video Dedi Corbuzier durasi waktu nya jauh lebih singkat. Namun videonya benar-benar dikemas dengan singka, padat, dan jelas. Pengambilan sudut pandang pun tidak monoton, dan isi pesan dijelaskan dengan sedikit adanya humor agar lebih menarik.  Meski berbeda dalam pengemasan kedua video tersebut memiliki ke khas-an masing-masing. Pandji yang lebih mengajak audience untuk berbicara don berpikir bersama, dan Dedi yang memberi kan pesan secara singkat, padat namun tetap mudah dimengerti.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun