Mohon tunggu...
Stefani Ditamei
Stefani Ditamei Mohon Tunggu... Mahasiswa - K-drama Enthusiast

Mahasiswa (pejuang tugas akhir) program studi Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nostalgia Lomba Hari Kartini, Mana Favoritmu?

21 April 2021   15:22 Diperbarui: 21 April 2021   15:58 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nostalgia Lomba Hari Kartini, Mana Favoritmu? (Kompas.com/Labib Zamani)

Padahal, tokoh nasional perempuan di Indonesia tidak hanya Kartini. Sebut saja Dewi Sartika, Maria Walanda Maramis, Ruhana Kudus, dan Malahayati. 

Mereka semua berperan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan berbagai bidang yang berbeda. 

Namun, mengapa hanya Hari Kartini yang ditetapkan sebagai hari besar nasional? 

Secara ilmiah, saya belum menemukan jawaban yang pasti mengapa Kartini dipilih sebagai tokoh utama yang mendapatkan gelar hari nasional. 

Namun, berdasarkan catatan sejarah, tak bisa dipungkiri Kartini adalah tokoh perempuan nasional yang berhasil membangkitkan ide dan gagasannya untuk kepentingan orang banyak, terutama kaum perempuan.

Ide dan gagasan utama R.A Kartini

Ide dan gagasan utama R.A Kartini adalah:

  • Memerangi kebodohan. Terlihat bagaimana R.A Kartini sangat memedulikan kondisi para perempuan yang tidak memiliki kesempatan untuk bersekolah. Perjuangannya tersebut dibuktikan dengan didirikannya sekolah wanita pada zaman penjajahan Belanda.

  • Memerangi ketidakaadilan. Dalam catatan sejarah, pada waktu silam khususnya di daerah Jawa, perempuan masih terikat dengan budaya patriarki. Perempuan pada masa itu hanya dipandang sebagai 'konco wingking' (berdasarkan istilah budaya Jawa terutama Banyumas) posisi seorang istri hanya berkutat pada kehidupan rumah tangga saja.

Baca juga: R.A. Kartini dan Peduli Literasi oleh Ari Budiyanti

'Pemberontakan' Kartini nyatanya tidak sia-sia. Ia berhasil menumpas ketidakadilan yang dialami perempuan pada masa itu. 

Hari ini, para perempuan bisa mendapatkan hak untuk mandiri dan belajar tidak lepas dari perjuangan R.A KArtini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun