Mohon tunggu...
Sri Wangadi
Sri Wangadi Mohon Tunggu... Penulis - 📎 Bismillah

📩 swangadi27@gmail.com 🔁 KDI - BTJ

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tiga Solusi Semu Ini Bisa Dicoba untuk Mencapai Net-Zero Emissions

18 Oktober 2021   07:00 Diperbarui: 18 Oktober 2021   07:02 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemanasan global efek rumah kaca | sumber gambar : pixabay

Sebelum membahas lebih jauh terkait isi artikel, saya mau menjelaskan terlebih dahulu mengapa judul artikelnya adalah solusi semu. Semu artinya, nampak seperti nyata, padahal bukan yang sebenarnya.

Nah, mengapa saya mengambil kata semu untuk menemukan cara mencapai Net-Zero Emissions? Karena pada dasarnya kita sebenarnya sudah tahu bagaimana aplikasi sederhananya dalam kehidupan sehari-hari, namun kebanyakan dari kita menutup mata dan masa bodoh akan hal-hal yang sebenarnya mudah dilakukan yang berdampak terhadap lingkungan.

Suatu hari saya bertanya pada "mbah google" mengenai "Bagaimana Cara Sederhana untuk Mengurangi Emisi". Ketika menekan enter, muncullah deretan beberapa tips cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk membantu mengurangi efek tersebut.

Emisi merupakan salah satu penyebab utama kualitas udara yang tidak sehat bagi manusia dan lingkungan. World Research Institute (WRI) mencatat Indonesia termasuk dalam daftar sepuluh negara dengan emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Tercatat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh tanah air sebesar 965,3 MtCO2e atau setara dengan 2% emisi dunia.

Sebenarnya, begitu banyak solusi mulai dari yang mudah sampai yang agak sulit untuk mengurangi emisi dalam mencapai net-zero emissions, dan ternyata cukup banyak solusi mudah, yang sudah sering saya baca dan dengar dari orang-orang terdekat, guru, dosen, influencer dimedia sosial, pegiat atau komunitas-komunitas peduli lingkungan hingga dari pemerintah kita sendiri.


Namun, solusi yang ditawarkan hanyalah sebuah seni berbicara yang minim akan tindakan.

Pemerintah sendiri memiliki kajian mencapai Net-zero Emissions paling optimal di 2060. Untuk menunggu selama itu tentunya membutuhkan strategi yang cukup rumit dan butuh waktu yang panjang, karena memerlukan biaya yang tinggi, teknologi yang canggih dan sumber daya manusia yang berkompeten.

Mengapa kita tidak mulai dari yang mudah terlebih dahulu? dari diri sendiri untuk kebaikan bersama. kalau bukan dari kita siapa lagi? kalau tidak memulai, kapan lagi?

Beberapa cara atau solusi yang mudah, akan terasa sulit jika tidak berangkat dari kemauan serta kesadaran dari diri sendiri. Tiga solusi "Ber" berikut ini merupakan solusi semu yang mudah dilakukan namun minim akan tindakan:

1. Bersepeda

Cara sederhana pertama yang bisa kita lakukan adalah mengurangi frekuensi menggunakan kendaraan pribadi bila bepergian cukup dekat. Lebih baik berjalan kaki atau bersepeda jika jarak yang akan kita tempuh tidak memakan waktu yang cukup lama. Selain lebih sehat, hal ini akan berpengaruh terhadap pengurangan bahan bakar fosil dari kendaraan yang kita gunakan.

Bersepeda bisa membantu mengurangi emisi kendaraan | dok. pribadi
Bersepeda bisa membantu mengurangi emisi kendaraan | dok. pribadi

Namun, apa yang nampak didepan mata? berkendara menggunakan sepeda saat ini hanya sebatas tren belaka (tidak semua). Diawal pandemi, banyak orang berbondong-bondong mengunjungi toko sepeda untuk membeli sepeda baru. Kini, tren gowes semakin hari kian memudar. Sepeda kembali masuk garasi untuk selama-lamanya atau telah berpindah tangan ke orang lain.

Sebenarnya, diawal pandemi kemarin kita telah melakukan hal yang ingin dinikmati bumi, dengan terbatasnya mobilitas, pemandangan ibu kota jadi terlihat lebih baik dari sebelumnya, udara pun lebih segar ketika dihirup.

2. Bertanam

Hal lain yang mudah dan sudah banyak dilakukan adalah menanam dan merawat tanaman. Namun banyak yang melakukannya karena ikut-ikutan saja, setelah tren berakhir dan bosan mulai melanda, tanaman dibiarkan terlantar tanpa tuannya. 

Secara umum, tanaman menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida sebagai siklus dalam respirasinya.

Tanaman di ruang terbuka hijau mampu menyerap polusi udara | Dok. Pribadi
Tanaman di ruang terbuka hijau mampu menyerap polusi udara | Dok. Pribadi

Hasil penelitian dalam terbitan Jurnal pemukiman dengan judul potensi tanaman dalam menyerap Karbon dioksida (CO2) dan CO untuk mengurangi dampak pemanasan global menyatakan bahwa untuk mengantisipasi atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi pemanasan global diruas-ruas jalan dan daerah pemukiman dapat dipilih jenis tanaman berdasarkan tingkat konsentrasi CO yang ingin diminimasi dan tingkat produksi oksigen yang ingin dicapai.

3. Berhemat

Tidak hanya sektor industri yang menggunakan energi dalam jumlah besar, namun skala rumah tangga pun demikian. Padahal, produksi energi di Indonesia masih menggunakan bahan bakar batu bara. 

Bertambahnya jumlah penduduk di bumi sebanding dengan permintaan terhadap energi yang semakin besar, sehingga berdampak terhadap jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer.

Cukup sulit untuk menghentikan produksi energi karena berhubungan langsung dengan aktivitas manusia. Namun hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah menghemat penggunaan energi.

Bagaimana caranya? yang paling mudah adalah menggunakan listrik hanya seperlunya. Contohnya saja jangan menyalakan televisi saat tidak ditonton, padamkan lampu saat tidak dibutuhkan dan menggunakan barang-barang elektronik yang lebih hemat energi.

Membuka jendela sebagai solusi penerangan alami agar lebih hemat listrik | dok. pribadi
Membuka jendela sebagai solusi penerangan alami agar lebih hemat listrik | dok. pribadi

Banyak yang sudah paham bahwa dengan berhemat menggunakan listrik, berarti kita sudah turut membantu mengurangi emisi untuk bumi, namun karena kecenderungan akan kenyamanan, mendorong kebiasaan kita untuk menggunakan elektronik yang berbasis listrik dalam lifestyle modern saat ini, sehingga kita tidak menyadari bahwa dampak yang dihasilkan ternyata tidak baik untuk lingkungan.

Sebenarnya, net-zero emissions bukan berarti manusia berhenti memproduksi emisi, karena secara alamiah, manusia setiap harinya bernapas menghasilkan CO2. Karena itu net-zero emissions adalah karbon negatif. Artinya, emisi yang diproduksi bisa diserap sepenuhnya sehingga tidak ada yang menguap sampai ke atmosfer.

Bukan saatnya lagi kita hanya menutup mata dan hanya merasakan perubahan dunia yang kian mengkhawatirkan. Sebelum memikirkan cara-cara sulit yang entah kapan direalisasikan, mengapa kita tidak mulai dari yang mudah terlebih dahulu, misalkan dengan menerapkan tiga tips diatas agar solusi sederhana tersebut bukan sekedar solusi semu yang berbayang belaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun