Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta untuk Bulek Lastri

26 Maret 2019   21:52 Diperbarui: 26 Maret 2019   21:57 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya Lastri Adriastuti, beliau tinggal rumah sebelah kami walau masih satu pekarangan. Bulek Lastri tinggal sendirian di rumah itu, kadang-kadang saya, atau Mbak Imel yang menemani kalau Bulek butuh teman. Atau kami yang sedang merajuk untuk dibelikan sesuatu pada bulek.

Bulek Lastri merupakan adik ibu yang paling bungsu, karena di atasnya ada Om Indra dan Om Dodi. Bulek Latri tinggal sendirian sejak eyang Kakung meninggal 10 tahun yang lalu. Dulu beliaulah merawat dan menunggui eyang. Walau ada putra-putri eyang yang lain, namun karena bulek Lastri hidup sendiri, tanpa suami dan anak-anak, maka Bulek Latri yang lebih intens merawat Eyang Kakung.

Bulik mempunyai usaha menerima jahitan atau tailor biasa disebutnya. Usaha bulik Lastri tergolong sukses, beliau mempunyai 5 orang karyawan. Jasa  jahitannya tidak pernah sepi, bahkan beberapa ibu-ibu pejabat di kota kami, menjadi langganan bulek Lastri.

Saya kurang mengerti, kenapa Bulek Sastri yang masih terlihat cantik di usianya menjelang 50 tahun masih hidup sendiri. Tapi menurut ibu, bulek pernah punya calon suami, atau pacar. 

Bahkan menurut cerita, cinta antara bulek dan pacarnya itu sudah terjalin sejak mereka masih sama-sama duduk di bangku SMP. Hingga bulek Lastri wisuda dari fakultas Peternakan, bulek masih berpacaran dengan Om Handoko. Aku masih ingat, walau saat itu aku baru kelas 5 SD, entah kenapa sebabnya bulek dan pacarnya putus. Mungkin hal itu, yang membuat bulek Sastri masih melajang sampai sekarang.

Kami tahu, bulek masih menyimpan cinta dan kepedihan atas putus percintaannya. Berkalai-kali lelaki yang datang melamar, ditolak bulek Lastri.  Beliau memilih hidup sendiri, dan berbagi kebahagian pada kami keponakan-keponakannya. 

Sebagai keponakan sebenar aku suka menerima berbagai hadiah, barang-barang yang kadang tidak terbeli oleh ayah dan ibu. Namun, aku juga sedih bila melihat bulek sering melamun sendiri. Maka hampir setiap malam , aku lebih suka belajar di rumah bulek, daripada di rumah.

Kali ini, bulek Lastri sakit agak serius. Ayah dan ibu membawa bulek untuk dirawat di Rumah Sakit. Penyakit lambung bulek, kambuh agak serius, hampir semua makanan yang masuk tidak bisa dicerna dan muntah kembali. Ditambah berat badan bulek yang turun drastis. Kami semua mengkhawatirkannya, karena sudah seminggu sejak dirawat di Rumah Sakit, bulek belum menampakkan tanda-tanda untuk sembuh, bahkan semakin melemah.

" Apa yang kamu pikirkan, Lastri. Cobalah untuk bercerita pada mbakyumu ini. Siapa tahu bisa mengurangi beban pikiranmu. Kamu harus kuat agar bisa sembuh." Ibu yang setia menunggui adiknya, berusaha untuk membuka pikiran bulek, agar tidak memendam masalah sendiri.

Bulek Lastri bukannya menjawab, justru air matanya bercucuran dengan deras. Ibu hanya bisa menghibur adiknya. Agar berbesar hati, dan ikhlas menjalani hidup, bila tak ingin bercerita sekarang tak usah dipaksakan.

Sore itu, aku datang ke Rumah Sakit untuk menggantikan ibu. Karena ibu butuh istirahat sebentar di rumah. Seorang lelaki paruh baya, yang kira-kira berumur lima puluhan tahunan, dari tadi berdiri di depan kamar bulek Lastri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun