Mohon tunggu...
Sri Rahayuni
Sri Rahayuni Mohon Tunggu... Guru - Womanprener

Aku berfikir maka aku berdzikir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Demo Mahasiswa STAI Tasik terhadap Kebijakan Kampus: "Ini Kampus Tempat Perjuangan, Bukan Penindasan!"

17 Februari 2020   16:29 Diperbarui: 17 Februari 2020   16:33 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masa Aksi Mahasiswa STAI Tasikmalaya | galamedianews.com

Assalamualaikum Wr. Wb

Salam sejahtera untuk kita semua.dunia kampus adalah salah satu tangga untuk naik kelas hingga meningkatkan prestise sosial dikalangan kelas menengah kebawah. Kelas sosial bagi keluarga dan pribadi yang bergelut dikampus akan berbeda dengan yang sama sekali tidak mengecap dan menamatkan pendidikan dari perguruan tinggi, pemahaman umum yang telah menjadi kesepakatan bersama ini tentunya punya kesehatan logika falacia nalar yang butuh dibedah serius agar kita tidak lagi hidup dalam warisan kesesatan dari generasi ke generasi.

kampus adalah gudang ilmu tempat teori diuji, hingga mungkin akan di  praksiskan pertautan dan teori yang bertuntut hingga lahirlah pengulangan akan teori yang sudah melahirkan ratusan tahun lalu dan tetap jadi kutipan, atau teori yang mengawang hingga untuk mempelajarinya pun mahasiswa jadi tertidur di bangku kuliah entah kelelahan medengarkan dosen yang tidak mampu menerjemahkan idea yang begitu tinggi.

Namun nyatanya kampus yang kami cintai ini jauh dari ideal, tak ada lagi ruang perjuangan untuk kami, sedikit bergerak kami dijerat. Seakan lebel Kampus STAI sebagai kampus perjuangan yang banyak melahirkan aktifis hilang begitu saja. Tentunya ini ada asbab salah satunya dari dosen yang tidak mempunyai kredibilitas dan proposionalitas secara kualitas, bahkan yang lebih parah ada dosen sekaligus pejabat kampus yang titel nya masih S1 artinya ini tidak memenuhi standar.

Kami turun sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan kampus yang kapitalis. Ingat kami kuliah bukan tamasya.mustinya kampus menjamin kebebasan bukan menjebloskan keberanian. Jika kampus berjalan dengan cara memeras dan menekan mahasiswanya itu bukan ladang belajar tapi ladang judi.

Karena yang di pertaruhkan adalah uang bukan pengetahuan,yang bermain adalah jabatan bukan kecerdasan, yang hidup adalah titel bukan karya, mungkin itu yang mebuat dosenmu tak kaya pengetahuan tapi kaya harta benda.

Adapaupun tuntutan kami dari mahasiswa STAI Tasikmalaya :
1.Mempertanyakan Kebijakan lembaga menaikan biaya krs di tengah-tengah sememster

2.Mempertanyakan kebijakan konversi nilai per mata kuliah di hargai 30 ribu.

3.Pelayanan kampus dan proporsionalitas staf operator

4.Memepertanyakan pegawai kampus yang mengikiut perwisudaan tanpa mengikuti proses akademik

5. Pecat dosen yang kurang memiliki kredibilitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun