Mohon tunggu...
Sri Raditiningsih
Sri Raditiningsih Mohon Tunggu... Lainnya - Biasa aja

Kita engga akan pernah tahu sebelum kita benar-benar mencobanya bukan? Instagram : @sriradii Twitter : @Sriradii

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Bangku Taman dan Mawar Menjadi Saksi

22 Mei 2020   09:30 Diperbarui: 22 Mei 2020   09:41 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Anak muda, tak selalu yang kau benci itu berarti buruk untukmu. Pun sebaliknya, meskipun itu amat kau sukai belum tentu itu akan menjadi yang terbaik untukmu"

"Kau boleh marah dengan keadaan yang tak bisa berjalan sesuai dengan keinginanmu, tapi jangan kau salahkan Tuhan. Bisa jadi sakit yang kini kau rasakan akan membuatmu menjadi orang yang jauh lebih kuat atau mungkin ini akan menyelamatkanmu dikemudian hari. Karena Tuhan mengetahui apa yang tak kau ketahui. Kau hanya perlu belajar menerima kenyataan. Semakin kau membenci Tuhan, semakin gelap jalan yang ada didepanmu" ucap wanita itu sambil menepuk-nepuk punggung yang rasanya begitu berat.

Tepukan itu seolah memberi rasa hangat pada jiwamu yang kosong, semakin lama semakin deras air mata yang keluar dari matamu. Mendengar kalimat demi kalimat yang diucapkan wanita itu membuat dadamu semakin sesak.

Ternyata selama ini kau keliru, seharusnya kau tak perlu berjuang untuk melupakan kenyataan pahit yang kau alami, mestinya kau berjuang untuk menerima dengan lapang tentang semua yang terjadi.

***

Untuk membaca cerita-cerita lain bisa disini ya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun