Mohon tunggu...
Sri Pujiati
Sri Pujiati Mohon Tunggu... PNS - Nothing

Jepara, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Kenangan Berkesan Tiga Tahun Jalan Kaki Saat Duduk di Bangku Sekolah

25 Oktober 2022   00:21 Diperbarui: 28 Oktober 2022   14:24 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah siswa SD 001 Sebatik dari Kamlung Sugai batang yang berjalan 7 kilometer untuk menuju sekolah mereka.  (KOMPAS.com/SUKOCO)

Orang yang jalan kaki mungkin susah kita temui di era sekarang ini. Karena banyak orang yang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan bermotor daripada harus berjalan kaki. Bukan tanpa alasan orang-orang memilih untuk mengendarai kendaraan bermotor daripada berjalan kaki, karena lebih efektif dan efisien dari segi waktu dan tenaga. 

Perkembangan teknologi dan zaman telah mengubah gaya hidup manusia. Dulu berjalan kaki menjadi hal yang wajar dan biasa, namun sekarang hal tersebut menjadi hal yang sangat langka. Kita jarang melihat orang yang pergi dengan berjalan kaki, apalagi di kota-kota besar.  

Omong-omong soal jalan kaki, saya teringat dengan masa-masa sekolah. Tepatnya saat masih duduk di bangku SMP. Karena letak sekolahku yang di desa jadi tidak ada angkutan yang bisa membawaku ke sana. Jadi mau tidak mau saya harus berjalan kaki. 

Saya harus menempuh jarak 2 km tersebut dalam waktu setengah jam. Lumayan lah untuk olahraga di pagi hari.

Hal tersebut saya lakukan selama tiga tahun penuh. Karena hal tersebut saya harus bangun lebih pagi agar tidak terlambat datang ke sekolah. Tiga tahun berjalan kaki menjadi kenangan yang berkesan dan tidak terlupakan.

Jalan kaki menjadi tempatku berbagi cerita dengan teman 

Berjalan kaki tentu cukup melelahkan, namun waktu itu saya sepertinya tidak merasa lelah. Mungkin karena sudah terbiasa jadi rasa lelah itu tidak terasa. 

Selain itu juga selama perjalanan saya dan teman saya biasanya berbagi cerita tentang banyak hal. Mulai dari review sinetron, tugas sekolah, guru dan gosip-gosip yang beredar sekolah. 

Perbincangan-perbincangan sederhana tersebut membuat langkah kami tidak terasa begitu berat. Jarak yang jauh pun terasa singkat. Tidak terasa kami sudah berada di depan sekolah. 

Selama setengah jam perjalanan banyak sekali hal yang kami ceritakan, mulai dari hal yang nggak penting hingga yang penting. Tapi untuk usia remaja waktu itu sepertinya banyak hal yang nggak penting yang kami perbincangkan. Tapi tidak mengapa yang paling penting adalah bisa sampai di sekolah tidak terlambat. 

Bercerita sambil berjalan kaki terasa mengasyikkan. Kita bisa bicara dengan bebas selama perjalanan. Sehingga perjalanan tidak terasa membosankan.

Bercerita sambil berjalan mungkin hal yang langka kita temui saat ini. Padahal hal tersebut sangat mengasyikkan. Sambil menikmati pemandangan di sekitar jalan kita bisa berbagi cerita apa saja dengan teman. Terkadang kita juga membicarakan apa yang baru saja kita lihat di jalan. Sehingga kita tidak kehabisan bahan obrolan. 

Banyak hal yang telah saya dan teman saya lalui selama tiga tahun berjalan kaki. Mulai pergi dan pulang sekolah kita selalu berjalan kaki. 

Kebetulan teman saya ini dekat dengan rumah saya dan tidak punya kendaraan bermotor seperti halnya saya. Jadi kita pun selalu berjalan kaki selama tiga tahun bersekolah di sana. 

Tiga tahun rasanya begitu cepat menjelang kelulusan. Tidak terasa akhirnya saya akan lulus dari bangku SMP dan akan menjadi anak SMA. Dan kini kenangan berjalan kaki itu masih begitu membekas dalam ingatan. 

Sekarang saat saya melewati jalan menuju sekolah SMP dulu rasanya begitu jauh. Saat melihatnya sekarang saya rasanya tidak sanggup untuk berjalan kaki lagi. Padahal dulu saya melakukannya setiap hari. 

Di desa saya sekarang juga tidak ada siswa sekolah yang berjalan kaki. Banyak siswa yang menggunakan kendaraan baik itu digunakan sendiri maupun diantar oleh orangtuanya. 

Jalan kaki ke sekolah pun seperti pemandangan yang langka bahkan hampir tiada. Berjalan kaki justru terasa aneh untuk siswa di zaman sekarang. Padahal berjalan kaki menyehatkan dan juga bisa lebih mendekatkan hubungan dengan teman. Ya zaman memang sudah berubah begitu pun dengan kebiasaan manusia. 

Berjalan kaki menjadi kenangan yang tak terlupakan

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya jika berjalan kaki waktu masih duduk di bangku SMP dulu menjadi kenangan yang begitu berkesan. 

Saya masih ingat saat musim hujan tiba seragam saya basah kuyup karena kehujanan, karena saya hanya menggunakan payung. 

Saya juga harus mengganti sepatu saya dengan sandal agar sepatu saya tidak basah saat di sekolah nanti. Biasanya sepatu dan buku saya saya bungkus dengan kantong plastik agar tidak basah oleh hujan. 

Musim hujan menjadi tantangan yang cukup berat saat itu. Setiap musim hujan saya pun kebingungan, namun saya tetap berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Jika hujannya sangat deras biasanya saya berteduh dulu agar seragam tidak terlalu basah. 

Jika pulang sekolah dan seragamnya tidak dipakai lagi, saya biasanya meninggalkan sepatu di sekolah. Kemudian membungkus buku saya dengan plastik lalu bermain hujan-hujanan saat pulang. Itu adalah hal yang menyenangkan. Karena kapan lagi bisa main hujan-hujanan. Tak jarang saya dimarahi orangtua saya karena sengaja bermain hujan-hujanan. 

Bermain hujan-hujanan selama setengah jam memang mengasyikkan dan menyenangkan. 

Sekarang, mungkin saya hanya bisa mengenangnya karena tidak mungkin rasanya sekarang saya bisa bermain hujan-hujanan. 

Menikmati tetesan air hujan merupakan hal yang menarik dan momen langka yang tidak mungkin bisa terulang lagi. 

Berjalan kaki sewaktu masih di bangku SMP menjadi pengalaman yang begitu berkesan, terutama di musim hujan. 

Ketika musim saya kehujanan dan ketika musim panas saya pun kepanasan. Namun semuanya terasa indah ketika kita bisa menikmatinya. 

Apapun musimnya saya berusaha menikmatinya, sehingga perjalanan tiga tahun hingga akhirnya saya lulus itu tidak terasa dan pengalaman itu menjadi pengalaman yang tidak terlupakan hingga sekarang. 

Anak-anak sekolah sekarang tidak akan tahu bagaimana rasanya pulang sekolah kehujanan. Karena mereka menggunakan kendaraan bermotor. Meski kelihatannya begitu menyedihkan karena kehujanan, namun justru hal tersebut menjadi hal yang sangat mengasyikkan bagi saya. 

Banyak kejadian lucu yang saya alami selama tiga tahun berjalan kaki. Banyak cerita, canda dan tawa yang mengiringi langkah saya menuju sekolah. Kini semuanya hanya tinggal kenangan yang tidak mungkin terulang.

Sekarang saya termasuk orang yang malas berjalan kaki. Mungkin hal ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Di mana masyarakat sekarang banyak yang memilih untuk menggunakan kendaraan bermotor daripada berjalan kaki. Meskipun jarak yang ditempuh dekat. 

Ya semuanya berubah seiring perkembangan zaman. Namun apapun itu, semoga kita bisa menikmati setiap momen yang kita lewati karena semua momen itu tidak akan pernah bisa kembali. 

Terima kasih semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun