Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Artikel Sri Patmi: Satire Penggebrak Kebutaan Dunia dari Lamellong

10 Januari 2021   14:02 Diperbarui: 10 Januari 2021   14:06 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa Hubungannya dengan Perilaku Generasi Masa Kini?

Revolusi sistem Teknologi, Informasi dan Komunikasi sudah pesat, tetapi tidak diimbangi dengan perilaku masyarakat masa kini. Adanya teknologi malah seakan menjadi Tuhan yang digandrungi. 

Terima informasi, ingin menjadi pihak pertama yang menyebarkan informasi dan ikut-ikutan tanpa ada landasan yang jelas. Itu kan tindakan konyol namanya! 

Memiliki indra penglihatan, tapi seakan buta. Tidak menggunakan rasa, nurani dan sukmanya dalam melakukan tindakan. Dalam benak saya, apakah benar masyarakat Indonesia sudah bermigrasi menjadi masyarakat informasi? Atau masih terjebak di teori jarum suntik hipodermik? 

Dulu... manusia berbondong-bondong mencari informasi kesana sini melalui media massa TV, radio dll. Sekarang, baru melek mata saja informasi sudah di broadcast di linimasa WA. 

Melek matanya, tapi enggak melek literasinya. Bener nggak begitu? koreksi saya jika itu salah? Pesan benar atau salah, nggak sareh dulu menerimanya. 

Gagal persepsi hingga akhirnya membentuk opini pembodohan publik. Kelihatannya aktif, bergeliat dengan teknologi, kesana sini bawa HP, ngomongin yang lagi trending topic, ikut-ikutan heboh dengan yang lagi viral. Padahal apa isinya? NOL BESAR. KOSONG TANPA ISI. 

Elaborasi dengan cerita rakyat Lamellong ini koheren. Bedanya dengan zaman dulu adalah media penyebaran informasinya saja. Jika dulu menggunakan satu orang yang berpengaruh dan bukan orang sembarangan, sekarang menggunakan teknologi. 

Generasi kita dijejali sesuatu yang belum tentu berfaedah. Kelihatan aktif padahal pasif. Generasinya cenderung seperti disuntik mati oleh informasi (euthanasia), tanpa melakukan validasi melihat kebermanfaatan untuk diri. 

Jadi, saya sebagai generasi masa kini, jika bertemu dengan Sosok Lamellong akan mengucapkan banyak terima kasih dan memberikan penghormatan kepada beliau atas Satire yang menyadarkan generasi yang katanya melek teknologi, melek informasi, tapi buta terhadap konsep diri yang sesungguhnya, bahkan lupa jalan pulang kepada Tuhan. Terima kasih atas pesan moral yang dibungkus begitu epic dalam cerita rakyat yang melegenda dari masa ke masa. 

Salam, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun