Mohon tunggu...
Sri Nadia
Sri Nadia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seni

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penyesalan Tak Terduga

30 September 2022   08:29 Diperbarui: 30 September 2022   08:34 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

'g e d e b u k k k'

Dan ternyata Riri jatuh pingsan.Ayah Riri yaitu pak Joko segera membawa Riri menuju rumah sakit terdekat.Dokter mengatakan jika Riri sangat kritis ia harus segera ditangani.Namun hal yang sangat ia tidak duga terjadi,riri tidak bisa tertolong karena persediaan oksigen yang ada di rumah sakit tersebut habis.

Waktu begitu cepat berlalu Eliza sangat hancur mendengar kabar itu.

Selama berminggu - Minggu Eliza tidak berinteraksi dengan siapapun ,ia hanya mengurung diri dan mengacuhkan orang - orang disekitar termasuk orang tuanya.Bahkan ia menolak untuk makan dan ia membiarkan dirinya kumuh karena berhari - hari tidak membersihkan diri.

Ia meratapi kesedihannya karena kepergian Riri,ia menyalahkan dirinya sendiri karena pulang terlalu malam dan kehujanan.

Selama ini ternyata Eliza hanya tinggal bersama ayahnya yang sering di panggil Pak Dwi.Karena ibu Eliza telah meninggal dunia sejak eliza duduk di bangku kelas dua SD,eliza merasa seorang diri dan tidak ada yang mempedulikannya,sebab ayahnya sibuk bekerja untuk membiayai hidup mereka berdua.Namun dibalik itu semua ternyata Pak Dwi sangat sayang kepada eliza,hanya eliza anak semata wayang nya yang dimiliki nya saat ini.

Karena melihat anaknya yang tidak bersemangat dan murung Pak Dwi mengajak eliza untuk pergi berlibur dan menghabiskan waktu dengannya.Karena sebelumnya ia tidak pernah mengajak eliza untuk pergi berlibur.untuk menghilangkan rasa traumanya,Pak Dwi mengajak eliza untuk menyusuri hutan.

" seperti nya anak ayah membutuhkan udara segar,apa kamu mau ikut ke hutan Bogor ?"

Kemudian Eliza pun menyetujui ajakan ayahnya.

"boleh saja.." dengan nada yang masih lemas.

Kemudian mereka pergi menggunakan mobil dan karena jalan yang terlalu curam mereka melanjutkan untuk berjalan kaki saja.Mereka sangat menikmati perjalanan yang menyenangkan dan sambil bercerita satu sama lain layaknya anak dan ayah.Sebelumnya mereka tidak pernah sedekat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun