Mohon tunggu...
Sri Lanti Amilia
Sri Lanti Amilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengenal Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan Ternak serta Dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia

19 Mei 2022   07:20 Diperbarui: 2 Juni 2022   18:27 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Artikel ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Pembelajaran Dasar Bersama (PDB) Mata Kuliah Logika dan Pemikiran Kritis Kelas D-1.2 Universitas Airlangga

Kata Kunci: Ekonomi, Hewan, Penyakit, PMK

Penyakit mulut dan kuku atau bisa disebut dengan PMK merupakan salah satu penyakit menular pada hewan ternak terutama pada sapi dan kambing. Penyakit hewan satu ini sangat ditakuti oleh dunia internasional terutama bagi negara-negara yang sering mengekspor ternak dan produk ternak. 

Di Indonesia sendiri pertama kali tertular PMK yaitu pada tahun 1887 tepatnya di daerah Malang, Jawa Timur. Indonesia telah berhasil bebas dari penyakit tersebut kala itu. Akan tetapi belakangan ini sedang banyak bermunculan berita mengenai wabah PMK yang kembali hadir di Indonesia. 

Penyakit mulut dan kuku (PMK) sering dikenal dengan Foot and Mouth Disease (FMD). Pada umumnya hewan yang terserang PMK memiliki ciri-ciri berkuku genap, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, gajah, jerapah, dan menjangan.

PMK disebabkan oleh virus yang sangat kecil, memiliki diameter kurang lebih sekitar 20 milimikron dan terbentuk dari asam inti ribo yang diselubungi protein. 

Virus ini merupakan virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus yaitu Aphtaee epizootecae. Virus ini sangat labil, antigenisitasnya cepat, dan mudah berubah. Masa inkubasi dari penyakit ini adalah 1-14 hari. Masa inkubasi ialah masa sejak hewan tertular penyakit hingga timbul gejala penyakit. 

Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan dan bertahan hidup pada tulang, kelenjar, susu, dan produk susu. Angka kesakitan pada PMK ini bisa mencapai 100% dan angka kematian tinggi ada pada hewan muda atau anak-anak akibat myocarditis. 

Tingkat penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) bisa dibilang cukup tinggi, namun tingkat kematiannya hanya 1-5%. Secara klinis hewan yang terserang PMK akan memunculkan tanda-tanda seperti lemah atau lesu, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 41 derajat celcius, hipersalivasi, nafsu makan berkurang, malas atau enggan untuk berdiri, kaki pincang, bobot hidup berkurang, dan produksi susu menurun bagi ternak penghasil susu. 

Tanda khas lainnya jika hewan terkena PMK adalah lepuh-lepuh berupa tonjolan bulat yang berisi cairan limfe pada rongga mulut, lidah sebelah atas, bibir sebelah dalam, gusi, langit-langit, lekukan antara kaki dan di ambing susu.

Dengan munculnya penyakit mulut dan kuku di Indonesia ini, maka akan berpengaruh juga terhadap kondisi perekonomiannya terutama pada pemilik peternakan hewan. Hal tersebut dikarenakan para pemilik peternakan akan mengalami dampak dari PMK ini baik secara langsung maupun tidak langsung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun