Mohon tunggu...
Nabilah Salma Tsurayya
Nabilah Salma Tsurayya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga PGMI 21104080028

Nabilah Salma Tsurayya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Dhandangan di Kudus: Antusiasme Menyambut Ramadhan dan Dampaknya terhadap Perekonomian Lokal

5 Maret 2024   10:14 Diperbarui: 5 Maret 2024   10:15 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Probadi

Kudus, Jawa Tengah - Setiap tahun, menjelang bulan suci Ramadan, kota Kudus dipenuhi dengan kegembiraan dan semangat menyambut bulan penuh berkah tersebut melalui tradisi Dhandangan. Tradisi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Kudus ini tidak hanya memiliki nilai religius, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian lokal.

Dhandangan, yang diadakan setiap menjelang Ramadan, menarik ribuan wisatawan untuk menyaksikan keindahan cahaya yang memenuhi jalur utama kota serta dimeriahkan oleh banyaknya pedagang di sepanjang jalan Menara. Pada mulanya dhandangan merupakan tradisi Masyarakat sekitar kota Kudus untuk menantikan pengumuman awal Ramadhan oleh Sunan Kudus.

Banyaknya masyarakat yang berbondong-bondong datang ke Kudus untuk mendengarkan pengumuman langsung dari Sunan Kudus membuat masyarakat yang tinggal disekitar Menara berpikiran untuk menjajakan makanan serta minuman. Lambat laun tradisi ini semakin populer serta mengundang banyak pedagang kaki lima turut serta menjajakan dagangannya disekitar jalan Menara.

Dinamakan dhandangan karena Ketika mengumumkan tanggal 1 Ramdhan, Sunan Kudus menabuh bedug. Karena bedug yang ditabuh mengeluarkan bunyi dang dang dang, maka tradisi pengumuman penentuan 1 Ramdhan disebut dengan dhandangan.

Salah satu dampak utama dari tradisi Dhandangan terhadap perekonomian kota Kudus adalah peningkatan pariwisata. Setiap tahun, wisatawan yang berkunjung untuk menyaksikan Dhandangan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan lokal, baik melalui pengeluaran mereka untuk akomodasi, makanan, maupun oleh-oleh khas kota Kudus.

Tidak hanya itu, tradisi Dhandangan juga menciptakan peluang usaha bagi para pedagang lokal. Berbagai produk seperti makanan ringan, souvenir, dan kerajinan tangan khas Kudus menjadi laris manis selama perayaan ini berlangsung. Para pedagang kaki lima yang menjajakan dagangan mereka di sepanjang jalur Dhandangan juga merasakan dampak positif dari peningkatan jumlah pengunjung.

Tradisi Dhandangan adalah momen yang sangat dinanti-nantikan oleh para pedagang. Selain mendapatkan peningkatan omset yang signifikan, para pedagang menjadi bagian dari perayaan yang memperkuat identitas budaya kota Kudus.

Melalui tradisi Dhandangan, kota Kudus tidak hanya merayakan kedatangan bulan suci Ramadhan dengan penuh kegembiraan, tetapi juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif. Dengan mempertahankan dan memperkuat tradisi ini, diharapkan Kudus dapat terus menjadi destinasi wisata budaya yang menarik serta memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun