Bersyukurlah orang orang yang mendapat uang pensiun.Â
Bagi para manula pensiunan, tanggal muda sangat ditunggu. Pada awal bulan itulah biasanya uang pensiun bisa diambil lalu dinikmati. Walaupun nominalnya ada yang tidak banyak, bagaimanapun juga uang pensiunan adalah berkah rejeki.Â
Uang pensiun tidak hanya digunakan untuk keperluan diri sendiri. Anak, cucu dan kerabat sering juga kecipratan hasil potongan gaji selama bekerja itu.Â
Terkadang, pensiunan yang mengabdikan diri di masyarakat, sebagai ketua RT/RW, lembaga sosial, lembaga keagamaan dll merelakan sebagian uang pensiunannya untuk 'nombok' kegiatan mereka. Menjadi berkah bagi masyarakat.Â
Saya juga sering dicurhati penumpang pensiunan yang masih menjadi tiang utama keluarganya. Karena suatu hal, semua uang pensiunannya habis digunakan untuk keperluan keluarga.Â
Oleh sebab itu, dari dulu hingga sekarang, pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sangat diidam idamkan masyarakat. Adanya uang pensiun adalah salah satu daya tariknya.Â
Tidak hanya memberi berkah kepada keluarga dan masyarakat, ada juga pribadi pribadi yang kebagian rejeki para pensiunan, salah satunya adalah saya.Â
Setiap bulan saya diminta oleh mertua adik saya untuk mendampingi beliau mengambil uang pensiun. Walaupun tidak diminta, bapak pensiunan polisi itu selalu mengulurkan uang. "Untuk membeli bensin", demikian kata beliau jika saya menolak pemberiannya.Â
Teman teman ojol ada juga yang setiap bulan diminta mengantar tetangganya atau langganan ojol untuk mengambil pensiun. Tidak hanya memberikan uang bensin yang jumlahnya lumayan, manula manula itu sering membelikan makanan atau traktiran.Â
Sudah baik hati, para mantan abdi negara itu juga sangat murah hati dalam memberikan doa keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan kepada kami. Padahal tugas kami tidak berat, hanya jemput dan antar saja. Paling paling syarat utama pendamping pensiunan hanya kesabaran.Â
Maklum saja para pensiunan tersebut rata rata lulus S1 (sepuh/tua), S2 (sangat sepuh) dan S3 (sudah sepuh sekali), sehingga beberapa diantara mereka mempunyai keterbatasan fisik. Gerakannya ada yang pelan, pendengaran sedikit terganggu atau bicaranya kurang jelas. Kadangkala mereka harus digandeng dan dituntun. Tak jarang kami dianggap seolah olah seorang psikiater yang bisa dicurhati banyak hal termasuk rahasia keluarga. Pokoknya sabar saja.Â
Hubungan kami menjadi salah satu bentuk simbiosis mutualisme, sama sama diuntungkan. Pensiunan merasa banyak terbantu, pendampingnya mendapatkan tambahan rejeki.
Pensiunan menjadi berkah untuk kami.Â
Bapak/ Ibu, semoga sehat selalu. Sampai bertemu lagi bulan depan ya...Â
Salatiga, 031222.152