Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka, "Kreativitas Lulusan Covid"

28 November 2022   09:00 Diperbarui: 28 November 2022   09:09 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Mahasiswi Magang - dokpri

Bahasanya mengambil bahasa Sansekerta sebagai bahasa kuno Indonesia yang saat ini jarang digunakan. Hal ini sesuai dengan tema kearifan lokal karena jaman dulu bahasa Sansekerta juga dipakai oleh masyarakat Jawa. 

Penamaan Padmana Agani pas dengan misi permainan dimana ada unsur bersenang senang dan menjawab tantangan. 

Selain itu, mereka menciptakan permainan berisi pelajaran sejarah Salatiga sembari dengan cerdik menyisipkan pertanyaan tentang sekolah mereka.

Saya juga terkesan ketika anak anak tersebut memberi penjelasan tentang karya mereka; menguasai bahan dan percaya diri. 

Saat diberi penjelasan, saya sering mengungkapkan rasa kagum dengan berkata hebat dan mengangkat 2 jempol tangan. Mereka tampak senang dan merasa bangga hasil karyanya diapresiasi sedemikian rupa. Dengan apresiasi ini saya yakin kedepan anak anak ini akan semakin bersemangat berkreasi lebih banyak dan baik. 

Beberapa stand lain juga memamerkan hasil karya anak. Ada permainan teka teki silang baik dikomputer maupun media kertas dan permainan lain yang saya tidak sempat mengeksplornya. Ada juga pertunjukkan multimedia yang menampilkan warisan budaya di kota Salatiga. 

Permainan Teka Teki Silang via multimedia - dok. Sekolah
Permainan Teka Teki Silang via multimedia - dok. Sekolah

Di sudut lain menampilkan stand stand yang menjual merchandise hasil karya anak anak. Kaos, gantungan, kunci alat makan dll. Semuanya dihadirkan dengan tetap mengusung tema kearifan lokal. 

Unsur entertaiment juga dihadirkan dalam kegiatan ini. Hal ini memang tak terlepas dari fenomena anak anak jaman now yang akrab dengan budaya pop lewat Tik Tok, You Tube dan media lain. Ketoprak dan gamelan dimainkan murid murid dengan baik. Disusul dengan tarian kontemporer tapi memakai kostum semi tradisional. Tarian tersebut murni hasil karya mereka sendiri. Walapun kontemporer, namun unsur budaya tetap dimunculkan dalam kreasi anak anak tersebut. 

Saya betul betul sangat kagum dengan karya murid murid kelas VII itu. Belum tentu ketika seumuran, saya bisa menghasilkan karya seperti mereka. 

Bayangkan, murid murid itu bisa menciptakannya dalam waktu 10 hari sembari tetap bersekolah seperti biasanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun