Bonus materi, pekerjaan, sekolah, menjadi selebriti dan berkarier di luar negeri tentu saja menjadi impian pemain muda kita. Kebanyakan para pemain muda bukan berasal dari keluarga kaya raya.Â
Untuk timnas U19 kita sat ini, ditengah mental psikologi yang 'belum jadi', iming iming tersebut kemudian memancing mereka bermain individual karena ingin menjadi pemain yang paling dikenal.Â
Mereka lupa bahwa sepakbola adalah permainan tim. Kemenangan yang paling dicari buka ketenaran. Tak akan berarti bagi seorang pemain yang dianggap wonderkid tetapi tak mampu membuat timnya menang.Â
Puji puji, apresiasi dan gelontoran bonus dari para suporter mestinya tak berlebihan. Biarlah anak anak muda itu berkembang dahulu menjadi pemain profesional yang mengutamakan kemenangan timnas. Pelatih dan timnya, termasuk psikolog, sangat berperan dalam pembentukan mental profesional itu.Â
Menang, juara dan bertahan menjadi yang terbaik adalah motivasi yang harus dibangun sejak masih muda.Â
Ingat saja kata kata bijak pemain bulutangkis Indonesia, the minion Kevin-Markus dan the minionwati Apri-Fadia.Â
"Hari ini kami juara, tetapi besok harus berjuang memulai dari nol untuk menjadi juara lagi"
Mari, para suporter Indonesia, dukung Timnas muda kita dengan akal sehat. Jika kalah tak harus dihujat, jika menang tak perlu diapresiasi berlebihan.Â
Jalan anak anak muda itu masih panjang.Â
Salatiga 04072922.127