Mohon tunggu...
Sri Handoko Sakti
Sri Handoko Sakti Mohon Tunggu... DOSEN

HOBY MUSIC, MEMBACA , HIKING

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Taktik Trial Balloon dalam negosiasi ekspor impor : Menguji Air atau menyelam?

6 Agustus 2025   21:32 Diperbarui: 6 Agustus 2025   21:32 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.improvingsalesperformance.com/improvingblog/solution-selling-pro-tip-create-value-through-a-trial-balloon-strategy

Taktik Trial Balloon dalam Negosiasi Ekspor-Impor: Menguji Air atau Menyelam?

Mungkin anda pernah melakukan percakapan dengan seseorang, dimana pada saat anda menanyakan suatu permasalahan, tetapi dia tidak segera langsung menjawab dan malah bertanya balik, "Menurut anda gimana?" Nah aksi kayak gini di dalam dunia negosiasi, dikenal dengan sebutan TAKTIK TRIAL BALLOON, atau dalam bahasa yang lebih santai dikenal dengan, "bocoran coba-coba". Ini adalah taktik yang sering digunakan dalam negosiasi ekspor-impor untuk melihat reaksi lawan bicara sebelum benar-benar mengambil langkah besar.

Trial balloon itu ibarat kamu sedang nyobain baju di toko online "Boleh gak ya minta diskon 30%?" Kalau responnya "Waduh, nggak bisa Pak!", ya udah, kamu trus turunin jadi 20%. Tapi kalau mereka bilang "Bisa, tapi.........", nah, itu tandanya kamu sepertinya masih bisa dinegosiasikan dan kemungkinan bisa dapat lebih!

Nah dalam dunia ekspor-impor, trik ini berguna banget buat :

* Ngetes harga tanpa komitmen ("Kalau saya order 2 kontainer, bisa turunin harga nggak?").

* Ngecek fleksibilitas syarat ("Bisa bayar 60 hari setelah barang sampai?").

* Ngintip reaksi lawan sebelum ngeluarin tawaran serius.

Kenapa taktik ini disebut trial balloon? Coba anda bayangkan jika anda melepaskan balon di udara, maka dapat anda gunakan untuk melihat ke mana arah angin bertiup. Sama halnya dalam negosiasi, Jika anda "melepaskan" tawaran atau ide untuk melihat bagaimana lawan akan bereaksi apakah mereka tertarik produk kita, keberatan, atau malah langsung meminta diskon. Namun, hati-hati, balon ini tidak bisa terlalu besar atau terlalu kecil. Jika anda melepaskan balon yang terlalu besar, dimisalkan anda menawarkan harga yang sangat tinggi, maka bisa jadi lawan anda akan langsung menolaknya tanpa memberikan anda kesempatan untuk diskusi lebih lanjut. Sebaliknya juga, jika balon anda terlalu kecil (misalnya memberikan harga terlalu rendah), bisa-bisa anda malah kehilangan peluang. Jadi dalam hal ini, penting untuk menemukan keseimbangan yang tepat.

Mari kita bawa sedikit contoh cerita dalam pembahasan ini. Bayangkan Anda adalah seorang pedagang mainan di pasar malam. Anda berdiri di depan stan Anda dengan boneka lucu yang sedang dipamerkan. Alih-alih Anda langsung menawarkan harga 50 ribu rupiah untuk boneka lucu tersebut, Anda berteriak, "Ada yang mau beli boneka imut ini, 200 ribu per biji!" Teman Anda, yang berdiri di samping, spontan bilang, "Wah, 200 ribu, mahal banget!" Tanpa ragu, Anda merespons, "Ah, cuma bercanda, itu harga normalnya 50 ribu kok." Nah, di sinilah trial balloon masuk, dimana Anda mencoba harga lebih tinggi untuk melihat apakah ada yang tertarik, tetapi tanpa membuat kesalahan besar. Jika ternyata tidak ada yang berminat, Anda bisa kembali ke harga yang lebih wajar.

Di dalam dunia ekspor-impor sendiri, trial balloon ini juga digunakan untuk mengukur daya beli pasar, apakah mereka sanggup membeli dengan harga yang Anda tawarkan, atau apakah perlu sedikit kompromi. Kadang, bahkan bisa jadi Anda menawarkan bonus ekstra, seperti pengiriman gratis atau diskon tambahan, sebagai "balon" kecil yang melayang untuk menarik perhatian pelanggan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun