Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Toleransi Memperkuat Persatuan Bangsa

26 Desember 2017   09:58 Diperbarui: 26 Desember 2017   10:22 2588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saling menghormati terhadap sesama manusia merupakan esensi dari nilai-nilai toleransi. Saling menghormati ini tidak hanya sebatas sesama kelompok, sesama agama, atau sesama yang lainnya, tapi harus kepada orang yang berbeda latar belakang dengan kita. Kenapa demikian? Karena manusia diciptakan oleh Tuhan berbeda-beda. Karena berbeda itulah, manusia dianjurkan untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya. Jika kita seorang muslim, dalam Al Quran dijelaskan, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS Al-Hujurat: 13).

Sila ketiga Pancasila juga menegaskan agar kita seluruh masyarkat Indonesia, untuk menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan. Namun persatuan akan bisa tercipta jika mengerti dan menjalankan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Jika kita mengklami sebagai seorang yang religius, tentu kita akan mematuhi segala perintah dan menjauhi larangan-Nya. Karena fungsi agama pada dasarnya untuk bertugas menjaga manusia ke jalan yang benar. Jika manusianya tidak benar, semestinya dia harus memahami ajaran agama secara benar. Jika kita benar-benar seorang yang religius, pasti kita tidak akan memaksakan kehendak dan merasa paling benar.

Jika dasarnya sudah benar, maka dalam kehidupan sehari-hari kita bisa memanusiakan manusia. Kita tidak merasa paling benar, dan selalu menyalahkan pihak yang berbeda. Rasa saling menghormati, saling peduli, dan saling tolong menolong, sudah pasti akan ada dalam diri jika kita mengerti esensi beragama. Itulah kemudian yang disebut sebagai toleransi antar umat beragama, yang kemudian dikembangkan menjadi toleransi sosial. Saling menghormati tidak hanya terjadi antar agama, tapi juga antar suku, antar golongan, dan lain sebagainya. Jika kita menjalankan itu semua, maka persatuan Indonesia bukan mustahil untuk terus diwujudkan hingga generasi berikutnya.

Kemarin, umat Nasrani baru saja merayakan Natal. Sebagai bangsa, tentu kita patut berbangga. Karena perayaan Natal tahun ini begitu indah. Tidak hanya aparat keamanan saja yang ikut berkontribusi mengamankan Natal, tapi juga diwarnai peran pemuda lintas agama. Para pemuda yang berasal dari agama lain, juga ikut menjaga gereja agar umat Nasrani bisa menjalankan ibadah dengan tenang. Ini adalah bentuk toleransi antar umat beragama yang patut terus dipertahankan. Toleransi akan memberikan kedamaian ketika ujaran kebencian terus menyusup ke relung kehidupan. Toleransi akan memberikan fondasi, agar kita tidak mudah terprovokasi informasi menyesatkan atas nama SARA.

Hidup bertoleran menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dalam negara majemuk seperti Indonesia ini. Jika kita memang merasa menjadi warga negara Indonesia, maka setiap ucapan dan tindakan yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, harus selalu mencerminkan nilai-nilai toleransi. Karena hanya melalui toleransi inilah, keberagaman yang ada di negara kesatuan ini akan tetap terjaga. Warna warni negeri ini akan tetap terjaga, dan bisa terus dikenal oleh generasi berikutnya. Dan harapannya, pihak-pihak yang selama tidak menginginkan keberagaman negeri ini terjaga, semoga bisa segera tersadarkan. Karena tidak gunanya terus mencari kejelekan orang lain, terus menebarkan kebencian, hanya demi kepentingan sesaat. Karena Indonesia negara damai, mari kita terus menebarkan pesan damai. Salam toleran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun